Sabtu, 25 Januari 2014

MIGRASIIIII

Migrasi adalah suatu peristiwa perpindahan penduduk, dimana perpindahan itu adalah bertujuan untuk meningkatkan kebutuhan ekonomi. Migrasi ini merupakan masalah yang sangat serius untuk pemerintahan, karena dengan adanya perpindahan penduduk ini akan menjadikan kondisi sosial yang tidak baik. Atau dengan kata lain migrasi merupakan suatu dinamika yang menarik untuk terus dikaji dengan berbagai pendekatan yang terus dikembangkan untuk memperoleh data yang lebih akurat mengenai jumlah determinan migrasi yang terus meningkat. Pada umumnya migrasi di kembangkan di Indonesia karena faktor  ekonomi. Jumlah penduduk yang semakin meningkat di kota – kota besar yang tidak di iringi dengan tersedianya lapangan pekerjaan yang memadai membuat pemerintah harus membuat satu program yang terencana dan terstruktur dengan baik, seperti transmigrasi untuk memperkecil kesenjangan ekonomi dan meratakan jumlah penduduk ke semua wilayah yang produktif sehingga masyarakat bisa melanjutkan hidup dengan baik dan berkecukupan.
Faktor – faktor penyebab adanya migrasi, yaitu :
·      Faktor ekonomi
·      Faktor politik
·      Faktor sosiobudaya
·      Faktor pendidikan
·      Faktor keamanan
·      Faktor keselamatan.
Teori – teori migrasi pada umumnya mengemukakan tentang faktor – faktor ekonomi, dimana pendapat yang di peroleh didaerahnya merasa kurang, sehingga para migrant bermigrasi untuk pergi ke kota agar mendapatkan suatu kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya.

GENDER

KESIMPULAN DARI KURIKULUM BERWAWASAN GENDER
Kurikulum berwawasan gender adalah kurikulum yang inklusif yang mempertimbangkan kebutuhan, kepentingan, aspirasi peserta didik perempuan dan laki – laki secara seimbang dalam proses pembelajaran untuk mewujudkan tujuan sekolah atau lembaga.
Memperjuangkan kesetaraan bukanlah berarti mempertentangkan dua jenis kelamin, laki – laki dan perempuan, tetapi lebih kepada upaya membangun hubungan (relasi) yang setara dan kesempatan yang sama bagi laki-laki dan perempuan. Maka pendidikan yang ber-wawasan gender menjadi pilihan yang strategis. Langkah konkrit yang perlu segera diambil adalah merumuskan kebijakan gender dalam pendidikan nasional, antara lain dalam kurikulum sensitif gender. Model kurikulum integrasi kesetaraan gender yang dikembangkan dalam kurikulum pendidikan merupakan hal yang prinsip karena peserta didik diharapkan dapat memahami secara mendalam tentang pentingnya kesetaraan gender. Upaya inilah yang dimaksud dengan kesetaraan dan keadilan gender ( gender equity dan equality ).

Minggu, 27 Oktober 2013

pengertian motivasi


  A. Pengertian Motivasi[1]
Motivasi ialah kekuatan tersembunyi didalam diri kita, yang mendorong kita untuk berkelakuan dan bertindak dengan cara yang khas. Kadang kekuatan itu berpangkal pada naluri, kadang pula berpangkal pada suatu keputusan yang rasional, tetapi lebih sering lagi hal itu merupakan perpaduan dari kedua proses tersebut. Akan tetapi, terlepas dari apa yang menjadi sumbernya, perlu dicatat agak mengherankan bahwa sedikit sekali penelitian diadakan mengenai penguatan motivasi belajar, padahal memperkuat motivasi pelajar jelas termasuk tugas pengajar. Selama 50 tahun belakangan ini banyak penelitian diadakan oleh ahli pendidikan dan ilmu jiwa mengenai aspek pengenalan dalam pengajaran, tetapi hampir tidak ada penelitian tentang penguatan motivasi. Kalaupun ada penelitian tentang penguatan motivasi, itu biasanya diadakan terhadap anak kecil, dan tidak banyak relevansinya dengan tugas guru yang selalu diharapkan kepada pengambilan keputusan mengenai pengorganisasian suatu tugas kegiatan belajar.  
  B. Ciri – ciri Motivasi
Adalah keliru apabila motivasi dianggap sebagai prasyarat mutlak untuk kegiatan belajar. Lebih baik motivasi itu dianggap sebagai kemauan biasanya untuk memasuki suatu situasi belajar. Tidak perlu kita menunda suatu kegiatan belajar sampai ada motivasi yang tepat untuk belajar.
Sering terjadi strategi yang paling baik adalah tanpa menghiraukan ada atau tidak adanya motivasi, akan tetapi memusatkan pada penyampaian materi dengan cara yang begitu rupa sehingga motivasi siswa dapat dikembangkan dan diperkuat selama proses belajar.
  C. Hirarki Kebutuhan Manusia Menurut Maslow
Kalau seseorang sudah mempunyai motivasi, maka ia ada dalam ketegangan dan ia siap untuk mengerjakan hal – hal yang diperlukan sesuai dengan apa yang dikehendakinya. Sesungguhnya motivasi menyangkut pemenuhan seperangkat kebutuhan, yang oleh Maslow diklasifikasikan menurut kekuatan gaya pendorong atas lima kelompok, yaitu :
a.  Kebutuhan fisiologis
b.  Kebutuhan keamanan
c.   Kebutuhan berkerabat
d.  Kebutuhan penghargaan
e.  Kebutuhan berusaha
  D. Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik
Ø Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik ini mengacu kepada faktor – faktor dari dalam, tersirat baik dalam tugas itu sendiri maupun pada diri siswa. Kebanyakkan teori pendidikan modern mengambil motivasi intrinsik sebagai pendorong bagi aktivitas dalam pengajaran dan dalam pemecahan soal. Ini tidak mengherankan, karena keinginan untuk melacak merupakan faktor intrinsik pada semua orang.
Ø Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik mengacu pada faktor – faktor dari luar dan ditetapkan pada tugas atau pada siswa oleh guru atau orang lain. Motivasi ekstrinsik biasa berupa penghargaan, pujian, hukuman atau celaan.
Pada umumnya motivasi intrinsik berhubungan erat dengan tingkat kebutuhan tingkat lebih tinggi dari Maslow yaitu kebutuhan penghargaan dan berusaha. Sedangkan motivasi ekstrinsik berhubungan erat dengan tingkat kebutuhan tingkat lebih rendah dari Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan dan kebutuhan berkerabat.
  E. Metode Penguatan Motivasi Siswa
Guru selalu berusaha secara sistematis untuk memperkuat motivasi siswa lewat penyajian bahan pelajaran, sanksi – sanksi dan hubungan pribadi dengan muridnya. Karena itu, perbedaan antara faktor kesehatan dan motivator akan jelas pada konteks kegiatan dalam kelas. Mari kita lihat bagan perbedaan peranan antara kedua jenis faktor tersebut.

Rasa Puas
Tugas pelajaran diatur demikian sehingga siswa menikmati :
Prestasi, Penghargaan, Tanggungjawab, kemajuan, Perkembangan Pribadi
MOTIVATOR






Rasa Tidak Puas
Lingkungan diatur demikian sehingga siswa merasa tidak puas karena :
Cara pengawasan, kondisi kerja, hubungan pribadi, kebijaksanaan dan administrasi sekolah, status dan keamanan
  Kemajuan minimal







                              Faktor kesehatan

 Bagan teori motivasi kesehatan diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar “.

Jelas kiranya, murid senang belajar diruangan kelas, tempat kerja dan laboratorium modern yang direncanakan dengan baik. Sekolah, pusat latihan, akademi dan universitas harus mempunyai organisasi dan administrasi yang baik, dan pengajaran harus di lakasanakan tanpa ketegangan dan selunak mungkin. Hubungan baik antara anggota staf dengan murid, harus diciptakan dan dipelihara dengan baik. Murid harus diperlakukan sedemikian rupa sehingga terwujud rasa harga diri, status dan tahu diri.
Guru membawa peranan kepemimpinan yang hakiki dalam hubungan produktivitas belajar. Ia memiliki tanggung jawab dalam menciptakan kondisi yang serentak memenuhi kebutuhan siswa dan kebutuhan tugas. Seorang pelajar jarang sekali menyadari mengapa dia merasa bebas dan dapat mengerahkan kesanggupannya dengan bebas, tetapi ia memberi reaksi secara sadar terhadap “ suasana yang diciptakan oleh gaya mengelola yang merupakan lambang sikap mendukung “. Yang dapat mempromosikan reaksi semacam itu ialah guru – guru mengadopsi strategi “ pengayaan tugas “. Teknik ini serupa dengan apa yang dinamakan “ kontak kemungkinan “. Pengayaan tugas mengandung arti bahwa guru dan instruktur mempunyai tanggung jawab yang jelas untuk merancang tugas – tugas belajar sedemikian rupa, sehingga siswa mempunyai kesempatan untuk mendapat pengalaman dan suatu perasaan pencapaian pribadi, penghargaan, tanggung jawab, otonomi, kemajuan dan pertumbuhan. sikap yang apatis dan usaha yang minimal merupakan tanda – tanda yang umum dari tugas – tugas belajar yang memberikan sedikit kepuasan.
Memperbaiki faktor kesehatan seperti pengawasan ketat dan komunikasi yang lebih baik cenderung untuk meningkatkan hasil belajar yang bersifat sementara. Berlainan  dengan itu, pengayaan tugas dapat mengakibatkan kepuasan motivasi dan hasil belajar yang lama.


[1] Ivor K. Davies.1991.Pengelolaan Belajar.Jakarta.Rajawali Pers.Hal : 213.

Senin, 10 Juni 2013

KEANEKARAGAMAN AGAMA, RAS DAN ETNIK



KEANEKARAGAMAN AGAMA, RAS DAN ETNIK
A.    Definisi keanekaragaman
Keragaman manusia bukan berarti manusia itu bermacam-macam atau berjenis-jenis seperti halnya binatang atau tumbuhan.Manusia sebagai makhluk Tuhan tetaplah berjenis satu.Keragaman manusia yang dimaksudkan bahwa setiap manusia memiliki perbedaan.Perbedaan itu ada karena manusia adalah makhluk individu yang setiap individu memiliki ciri-ciri khas tersendiri.
Selain makhluk individu, manusia juga makhluk sosial yang membentuk kelompok persekutuan hidup.Tiap kelompok persekutuan hidup manusia juga beragam. Masyarakat sebagai persekutuan hidup itu berbeda dan beragam karena ada perbedaan., misalnya dalam ras, suku, agama, budaya, ekonomi, status sosial, jenis kelamin, daerah tempat tinggal, dan lain-lain. Hal yang demikian kita katakana sebagai unsur-unsur yang membentuk keragaman dalam masyarakat.

B.     Keberagaman dalam Dinamika Sosial Budaya
Keragaman yang terdapat dalam kehidupan sosial manusia melahirkan masyarakat majemuk.Majemuk berarti banyak ragam, beraneka, berjenis-jenis. Konsep masyarakat majemuk pertama kali diperkenalkan oleh Furnivall tahun 1948 yang mengatakan bahwa cirri utama masyarakatnya adalah berkehidupan secara berkelompok yang berdampingan secara fisik, tetapi terpisah oleh kehidupan sosial dan tergabung dalam suatu satuan politik. Konsep ini merujuk pada msyarakat Indonesia masa colonial.Masyaraat Hindia-Belanda waktu itu dalam pengelompokan komunitasnya didasarkan atas ras, etnik, ekonomi, dan agama.
Konsep masyarakat majemuk Furnivall diatas, dipertanyakan validitasnya sekarang ini sebab telah terjadi perubahan fundamental akibat pembangunan serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Usman Pelly (1989) mengkategorikan masyarakat majemuk disuatu kota berdasarkan dua hal, yaitu pembelahan horizontal dan pembelahan vertikal.

Secara horizontal, masyarakat majemuk dikelompokan berdasarkan :
a)      Etnik dan rasa tau asal usul keturunan.
b)      Bahasa daerah.
c)      Adat istiadat atau perilaku.
d)     Agama.
e)      Pakaian, makanan, dan budaya material lainnya.
Secara vertikal, masyarakat majemuk dikelompokan berdasarkan :
a)      Penghasilan atau Ekonomi.
b)      Pendidikan.
c)      Pemukiman.
d)     Pekerjaan.
e)      Kedudukan sosial politik.

            Seperti telah diuraikan diatas, hal-hal demikian dapat dikatakan sebagai unsur-unsur yang mempengaruhi keragaman masyarakat.
1.      Ras
        Kata ras berasal dari bahasa prancis dan italia, yaitu razza.Pertama kali istilah ini diperkenalkan Franqois Bernier, antropologi prancis untuk mengemukakan gagasan tentang pembedaan manusia berdasarkan kategori atau karakteristik warna kulit dan bentuk wajah.Setelah itu, orang lalu menetapkan hierarki manusia berdasarkan karakteristik fisik atau biologis.
        Berdasarkan karakteristik biologis, pada umumnya manusia dikelompokkan dalam beragai ras.Manusia dibedakan menurut bentuk wajah, rambut, tinggi badan, warna kulit, mata, hidung, dan karakteristik fisik lainnya.Jadi, ras adalah perbedaaan antara manusia menurut atau berdasarkan ciri fisik biologis.Ciri utama pembeda antara ras yaitu ciri alamiah rambut pada badan, warna alami rambut, kulit, dan iris mata, bentuk lipatan penutup mata, bentuk hidung serta bibir, bentuk kepala dan muka, ukuran tinggi badan.

        Ciri-ciri yang menjadi identitas dari ras bersifat objektif atau somatic.Secara biologis, konsep ras selalu dikaitkan dengan pemberian karakteristik seseorang atau sekelompok orang ke dalam suatu kelompok tertentu yang secara genetic memiliki kesamaan fisik, seperti warna kulit, mata, rambut, hidung, atau potongan wajah.Perbedaan seperti itu hanya mewakili factor tampilan luar.
        Semua kelompok ras kurang lebih sama dalam karakteristik fisik yang penting. Meskipun terdapat beberapa pengecualian, perbedaan fisik yang ada hanyalah bersifat kosmetik dan tidak fungsional.Perbedaan fisik pada makhuk manusia sangat sedikit, jika dibandingkan dengan perbedaan fisik yang terdapat pada banyak makhluk hidup lainnya, misalnya anjing dan kuda.
        Kebayakan ilmuwan dewasa ini sependapat bahwa semua kelompok ras termasuk dalam satu rumpun yang merupakan hasil dari suatu proses evolusi, dan semua kelompok ras kurang lebih sama kadar kemiripannya dengan hewan lainnya.
        Di dunia ini dihuni berbagai ras. Pada abad ke-19, para ahli biologi membuat klasifikasi ras atas tiga kelompok, yaitu :
·         Kaukasoid
·          Negroid
·         dan Mongoloid.
Adapun rasa atau subras yang mendiami kepulauan Indonesia adalah sebagai berikut :
a.       Papua melanesoid yang mendiami wilayah Papua, Aru, dan Kai.
b.      Weddoid yang mendiami daerah Sumatra bagian barat laut.
c.       Malayan Mongoloid yang meliputi Proto Melayu.
d.      Negroid yang mendiami pegunungan Maoke Papua.
e.       Asiatic Mongoloid yang terdiri atas keturunan Tionghoa dan jepang yang tinggal di Indonesia.
f.       Kaukasoid terdiri atas keturunan Belanda, Inggris, keturunan Arab, India, Pakistan yang tinggal di Indonesia.

2.      Etnik atau Suku Bangsa
        Koentjaraningrat (1990) menyatakan suku bangsa sebagai kelompok sosial atau kesatuan hidup yang memiliki sistem interaksi yang ada karena kontinunitas dan rasa identitas yang mempersatukan semua anggotanya serta memiliki sistem kepemimpinan sendiri.
        Menurut Narral mendefinisikan etnis adalah sejumlah orang atau penduduk yang memiliki ciri-ciri (a) secara biologis mampu berkembang biak dan bertahan (b) mempunyai nilai-nilai budaya yang sama dan sadar akan rasa kebersamaan dalam suatu bentuk budaya (c) membentuk jaringan komunikasi dan interaksi sendiri (d) menentukan u kelompoknya yang diterima oleh dan dpat dibedakan dari kelompok lain.
        Tampak bahwa etnis berbeda dari ras.Jika pengertian ras lebih didasarkan pada persamaan ciri-ciri fisik yang dimiliki oleh seseorang individu, maka pengertian etnis didasarkan kepada adanya persamaan kebudayaan dalam kelompok masyarakat tersebut.
        Secara etnik, bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk dengan jumlah etnik yang besar.Mengenai jumlah suku bangsa yang ada di Indonesia telah dikemukakan oleh para ahli.Esser, Berg dan Sutan Takdir Alisyahbana memperkirakan ada 200-250 suku bangsa.MA, Jaspan mengemukakan ada 366 suku bangsa.Koentjaraningrat memperkirakan ada 195 suku bangsa.Hildred Geertz menyatakan lebih dari 300 suku bangsa dengan identitas budayanya sendiri.William G. Skinner memperkirakan ada 35 suku bangsa dalam arti lingkungan hukum adat.
        Di Indonesia, istilah kelompok etnis dapat disamaartikan dengan suku bangsa, di samping ada pula yang menyebutkan dengan golongan etnis. Misal : golongan etnis Tionghoa.
        Suku yang berkembang di Indonesia ada yang memiliki tingkat peradaban yang telah maju dan mampu berbaur dengan suku bangsa lain. Di samping itu juga masih dijumpai suku bangsa atau masyarakat terasing.Masyarkat terasing merupakan suku bangsa yang terisolasi dan masih hidup dari berburu, meramu atau berladang padi, umbi-umbian dengan system lading berpindah.Masyarakat ini terhambat dari perubahan dan kemajuan karena isolasi geografi atau upaya yang disengaja untuk menolak bentuk perubahan kebudayaan.
         Menurut Koentjaraningrat, pengelompokan berbagai kelompok etnis di Indonesia umunnya dilakukan dengan mengikuti sistem lingkaran hokum adat yang dibuat oleh Van Vollenhoven. Menurut pembagian tersebut, di Indonesia ada 19 daerah kelompok etnis diantaranya :
1.      Aceh                                               9. Gorontalo
2.      Gayo                                              10. Toraja
2a. Nias dan Batu                                 11. Sulawesi Selatan
3.      Minangkabau                                 12. Ternate
3a. Mentawai                                        13. Ambon dan Maluku
4.      Sumatra selatan                              13a. Kepulauan Barat Daya
4a. Enggano                                         14. Irian
5.      Melayu                                           15. Timor
6.      Bangka Belitung                            16. Bali dan Lombok
7.      Kalimantan                                     17. Jawa Tengah dan Jawa Timur
8.      Minahasa                                        18. Surakarta dan Yogyakarta
8a. Sangir-Talaud                                 19. Jawa Barat
3.      Agama
        Bangsa Indonesia percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya.Agama yang berkembang yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghu Cu. Di samping itu juga berkembang kepercayaan, dimana organisasi kepercayaan di Indonesia diperkirakan ada sekitar 200.
Masyarakat dan Negara diharapkan tetap membina penghayat kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar :
a)      Tidak mengarah kepada pembentukan agama baru.
b)      Mengefektifkan pengambilan langkah yang perlu agar pelaksanaan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa menganut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
c)      Dapat melaksanakan pembanngunan bersama warga masyarakat lainnya.
C.    Faktor Penyebab Timbulnya Kemajemukan Masyarakat Indonesia
Masyarakat Indonesia merupakan contoh masyarakat yang multikultural.Kemajemukan masyarakat Indonesia Nampak dari keanekaragaman kelompok sosial atau suku bangsa beserta kebudayaannya. Hal ini berkembang dalam aspek yang lain, misalnya stratifikasi, kelas sosial, struktur sosial, sistem mempertahankan hidup dan kehidupan.
Keadaan masyarakat multikultural Indonesia sudah barang tentu memiliki latar belakang sendiri. Menurut Nasikun, faktor yang menyebabkan kemajemukan masyarakat Indonesia adalah sebagai berikut :
1.      Keadaan geografis wilayah Indonesia
Kondisi geografis Indonesia yang  berupa kepulauan yang dipisahkan oleh laut dan selat memungkinkan penduduk yang menempati pulau itu tumbuh menjadi kesatuan suku bangsa yang terisolasi dengan yang lain. Setiap suku bangsa mengembangkan pola perilaku, bahasa, dan ikatan kebudayaan lainnya yang berbeda dengan suku bangsa yang lain.
2.      Letak kepulauan Indonesia diantara dua benua dan dua samudra
Letak geografis Indonesia memungkinkan masuknya pengaruh asing dari berbagai bangsa.Bangsa asing tertarik untuk dating, singgah, dan menetap di Indonesia.Mereka berupaya memperkenalkan budayanya terhadap bangsa Indonesia.
3.      Pembangunan
Pembangunan di berbagai sektor memberikan pengaruh bagi keberagaman masyarakat Indonesia.Kemajemukan ekonomi dan industralisasi yang terjadi dalam masyarakat Indonesia menghasilkan kelas sosial yang didasarkan pada aspek ekonomi.
4.      Iklim dan tingkat kesuburan tanah yang berlainan di berbagai daerah di Indonesia
Iklim yang berbeda diberbagai daerah menimbulkan kondisi alam yang berlainan pula kondisi demikian akan membentuk pola perilaku dan sistem mata pencaharian yang berbeda. Pada akhirnya akan tercipta keberagaman antar daerah di Indonesia.



D.    Pengaruh Kemajemukan Masyarakat Indonesia
Pengaruh kemajemukan masyarakat Indonesia berdasarkan suku bangsa, ras dan agama dapat dibagi atas pengaruh positif dan negatif.Pengaruh positifnya adalah terdapat keberagaman budaya yang terjalin serasi dan harmonis, sehingga terwujud integrasi bangsa. Sedangkan pengaruh negatifnya antara lain :
1.      Primordial
Karena ada sikap primordial kebudayaan daerah, agama dan kebiasaan di masa lalu bertahan sampai kini.Sikap primordial yang berlebihan disebut etnosentris. Jika sikap ini mewarnai interaksi di masyarakat maka akan timbul konflik, karena setiap anggota masyarakat akan mengukur keadaan atau situasi berdasarkan nilai dan norma kelompoknya. Sikap ini menghambat terjadinya intregasi social atau intregasi bangsa.Primordialisme harus diimbangi dengan tenggang rasa dan toleransi.
2.      Stereotip Etnik
      Interaksi sosial dalam masyarakat majemuk sering diwarnai dengan stereotip etnik yaitu pandangan umum suatu kelompok etnis terhadap kelompok etnis lain (Horton & Hunt).Cara pandang stereotip diterapkan tanpa pandang bulu terhadap semua anggota kelompok etnis yang distereoptikan, tanpa memperhatikan adanya perbedaan yang bersifat individual.Stereotip etnis disalah tafsirkan dengan menguniversalkan beberapa ciri khusus dari beberapa anggota kelompok etnis kepada ciri khusus seluruh anggota etnis.Dengan adanya beberapa orang dari sukubangsa A yang tidak berpendidikan formal atau berpendidikan formal rendah, orang dari suku lain (B) menganggap semua orang dari sukubangsa A berpendidikan rendah. Orang dari luar suku A menganggap suku bangsanya yang paling baik dengan berpendidikan tinggi. Padahal anggapan itu bisa saja keliru karena tidak semua orang dari sukubangsa di luar sukubangsa A berpendidikan tinggi, banyak orang dari luar sukubangsa A yang berpendidikan rendah.



3.      PotensiKonflik
Ciri utama masyarakat majemuk (plural society) menurut Furnifall (1940) adalah kehidupanmasyarakatnya berkelompok-kelompok yang berdampingan secara fisik, tetapi mereka (secara essensi) terpisahkan oleh perbedaan-perbedaan identitas sosial yang melekat pada diri mereka masing-masing serta tidak tergabungnya mereka dalam satu unit politik tertentu.
Mungkin pendekatan yang relevan untuk melihat persoalan masyarakat majemuk ini adalah bahwa perbedaan kebudayaan atau agama memang potensial untuk mendestabilkan negara-bangsa. Karena memang terdapat perbedaan dalam orientasi dan cara memandang kehidupan ini, sistem nilai yang tidak sama, dan agama yang dianut masing-masing juga berlainan
Furnivall sendiri sudah mensinyalir bahwa konflik pada masyarakat majemuk Indonesia menemukan sifatnya yang sangat tajam, karena di samping berbeda secara horisontal, kelompok-kelompok itu juga berbeda secara vertikal, menunjukkan adanya polarisasi.Artinya bahwa disamping terdiferensiasi secara kelompok etnik agama dan ras juga ada ketimpangan dalam penguasaan dan pemilikan sarana produksi dan kekayaan.Ada ras, etnik, atau penganut agama tertentu yang akses dan kontrolnya pada sumber-sumber daya ekonomi lebih besar, sementara kelompok yang lainnya sangat kurang.