Kamis, 21 Maret 2013

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN IPS





BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri dalam arti membutuhkan orang lain. Untuk itu bekerjasama dengan orang lain merupakan keharusan bagi manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan kerjasama, manusia dapat saling melengkapi, sehingga diharapkan kesejahteraan meningkat.
Agar kerjasama tersebut terjalin dengan baik, maka manusia perlu memahami pola interaksi antarmanusia. Bagaimana seharusnya hubungan manusia dalam lingkungan keluarga, masyarakat dan negara dilakukan merupakan hal yang paling dipahami oleh setiap manusia, sehingga terjadi hubungan yang selaras, serasi dan seimbang yang menguntungkan semua pihak.
Terjalinnya hubungan yang baik dalam kehidupan manusia dengan karakter kodrati manusia yang sangat beragam bukan hal yang mudah. Untuk itu perlu bimbingan dan pembinaan melalui program pendidikan yang terencana, sistematis, komprehensif dan berkesinambungan.
Fokos kajian utama pendidikan ilmu pengetahuan sosial adalah interaksi didalam masyarakat. Hal sebagaimana dikemukakan oleh Wahhab, bahwa :
Studi Sosial atau IPS adalah tentang manusia. Tidak ada bagian dari kurikulum yang amat memperhatikan masalah hubungan manusia selain studi sosial atau IPS, yang memang dirancang untuk membantu kita semua memahami baik diri kita sendiri maupun orang lain dimulai dari keluarga, tetangga sampai pada mereka yang hidup nan jauh di sebagian dari lingkaran dunia. 
1.2.Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan hakikat ilmu pengetahuan itu ?
2.      Apa yang dimaksud dengan pengertian pendidikan ilmu pengetahuan sosial itu ?
3.      Bagaimana tujuan pendidikan IPS dalam kajian kehidupan sehari – hari ?
4.      Terbagi kedalam berapa tujuan pendidikan nasional itu ?
5.      Bagaimanakah kurikulum pendidikan IPS ?
6.      Hal yang seperti apa yang perlu diperhatikan setiap pengajaran disiplin ilmu ?
1.3.Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui apa itu hakikat ilmu pengetahuan.
2.      Untuk mengetahui dan memahami apa yang dimaksud pengertian pendidikan ilmu pengetahuan sosial.
3.      Untuk mengetahui apa saja tujuan dari adanya pendidikan IPS tersebut.
4.      Supaya kita tahu apa saja yang termasuk kedalam tujuan pendidikan nasional itu.
5.      Supaya kita memahami tentang kurikulum pendidikan IPS.
6.      Supaya kita dapat mengetahui hal apa saja yang harus diperhatikan setiap pengajaran disiplin ilmu.

 BAB II
TUJUAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DALAM KONTEKS TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
2.1. Hakikat Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Hakikat IPS, adalah telaah tentang manusia dan dunianya. Manusia sebagai makhluk sosial selalu hidup bersama dengan sesamanya. Dengan kemajuan teknologi pula sekarang ini orang dapat berkomunikasi dengan cepat di manapun mereka berada melalui handphone dan internet. Kemajuan Iptek menyebabkan cepatnya komunikasi antara orang yang satu dengan lainnya, antara negara satu dengan negara lainnya. Dengan demikian maka arus informasi akan semakin cepat pula mengalirnya. Oleh karena itu diyakini bahwa “orang yang menguasai informasi itulah yang akan menguasai dunia”.
Suatu tempat atau ruang dipermukaan bumi, secara alamiah dicirikan oleh kondisi alamnya yang meliputi iklim dan cuaca, sumber daya air, ketinggian dari permukaan laut, dan sifat-sifat alamiah lainnya. Jadi bentuk muka bumi seperti daerah pantai, dataran rendah, dataran tinggi, dan daerah pegunungan akan mempengaruhi terhadap pola kehidupan penduduk yang menempatinya. Lebih jelasnya Anda dapat mencermati contoh berikut ini.
·         Corak kehidupan masyarakat di tepi pantai utara Jawa yang bentuknya landai dengan laut yang tenang dan tidak begitu tinggi serta arus angin yang tidak begitu kencang, sangat menguntungkan bagi masyarakat untuk mencari ikan. Hal ini disebabkan ikan banyak berkumpul di kawasan laut yang dangkal yang masih tertembus sinar matahari. Oleh karena itu mayoritas masyarakatnya bermata pencaharian sebagai nelayan. Hampir semua pelabuhan-pelabuhan besar di pulau Jawa sebagian besar terletak di pantai utara Jawa.
·         Dataran rendah yang meliputi daerah pantai sampai ketinggian 700 meter di atas permukaan laut merupakan kawasan yang cadangan airnya cukup, didukung oleh iklimnya yang cocok, merupakan potensi alam yang cocokuntuk dikembangkan sebagai areal pertanian, misalnya Karawang, Bekasi, Indramayu, Subang dan sebagainya. Dataran tinggi yang beriklim sejuk, dengan cadangan air yang sudah semakin berkurang maka sistem pertanian yang dikembangkan adalah pertanian lahan kering dan holtikultura seperti sayuran, buah-buahan, da tanaman hias.
·         Lain dengan daerah pegunungan yang memiliki corak tersendiri. Karena sedikitnya persediaan air tanah, mengakibatkan pemukiman penduduk terpusat di lembah-lembah atau mendekati alur sungai. Hal ini dikarenakan mereka berusaha untuk mendapatkan sumber air yang relatif mudah. Ladang yang mereka usahakan biasanya terletak di lembah pegunungan.
Setelah kita pelajari ternyata kehidupan itu banyak aspeknya, yaitu meliputi aspek – aspek :
a.       Hubungan sosial: semua hal yang berhubungan dengan interaksi manusia tentang proses, faktor-faktor, perkembangan, dan permasalahannya dipelajari dalam ilmu sosiologi.
b.      Ekonomi : berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan manusia, perkembangan, dan permasalahannya dipelajari dalam ilmu ekonomi.
c.       Psikologi: dibahas dalam ilmu psikologi.
d.      Budaya: dipelajari dalam ilmu antropologi.
e.       Sejarah: berhubungan dengan waktu dan perkembangan kehidupan manusia dipelajari dalam ilmu sejarah.
f.       Geografi: hubungan ruang dan tempat yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia dipelajari dalam ilmu geografi.
g.      Politik: berhubungan dengan norma, nilai, dan kepemimpinan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat dipelajari dalam ilmu politik.
2.2. Pengertian Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Pendidikan menurut UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas, Pasal 1 ayat 1 :Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Lima hal yang perlu diperhatikan dalam pendidikan, yaitu :
Ø  Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik.
Ø  Pendidikan sebagai kegiatan bimbingan.
Ø  Pendidikan sebagai kegiatan pengajaran.
Ø  Pendidikan sebagai kegiatan pelatihan.
Ø  Peran peserta didik.
Pendidikan IPS di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari dokumen kurikulum 1975 yang memuat IPS sebagai mata pelajaran untuk pendidikan disekolah dasar dan menengah. Gagasan IPS di Indonesia pun banyak mengadopsi dan mengadaptasi dari sejumlah pemikiran perkembangan social studies yang terjadi diluar negeri terutama perkembangan pada NCSS sebagai organisasi profesional yang cukup besar pengaruhnya dalam memajukan sosial studies bahkan mampu mempengaruhi pemerintah dalam menentukan kebijakkan kurikulum sekolah.[2]
Menurut Somantri ( 2001 : 79 ) : Pendidikan IPS dalam kepustakaan asing disebut dengan berbagai istilah seperti “ Sosial Studies, Sosial Education, Citizenship Education dan Social Science Education “.
Sedangkan Djahiri dan Ma’mun berpendapat bahwa IPS atau Studi Sosial konsep – konsepnya merupakan konsep pilihan dari berbagai ilmu lalu dipadukan dan diolah secara didaktis – pedagogis sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
Untuk tingkat pendidikan dasar dan menengah Pendidikan IPS merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan modifikasi dari disiplin akademis ilmu – ilmu sosial yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis – psikologis untuk tujuan institusional pendidikan dasar dan menengah dalam kerangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional berdasarkan Pancasila. Sementara untuk perguruan tinggi Pendidikan IPS adalah seleksi dari struktur disiplin akademik ilmu – ilmu sosial yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk mewujudkan tujuan pendidikan IPS dalam kerangka pencapaian tujuan pendidikan nasional berdasarkan Pancasila.[3]
2.3. Tujuan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Tujuan merupakan ukuran untuk mengetahui tercapai tidaknya program yang telah ditetapkan. Setiap kegiatan walaupun ruang lingkupnya kecil pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai, lebih – lebih kegiatan yang berimplikasi terhadap kehidupan manusia secara luas, seperti kepentingan pendidikan. Pendidikan hakekatnya adalah segala proses yang berlandaskan usaha yang sadar tujuan yang kegiatannya diarahkan untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan demikian, proses pendidikan itu berwawasan kepentingan anak didik sebagai individu, sekaligus sebagai anggota masyarakat. Pendidikan IPS sebagai bagian integral dari program pendidikan memiliki tujuan yang ingin dicapai dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan secara umum.
Banyak pendapat yang mengemukakan tentang tujuan pendidikan IPS, diantaranya :
a.       Mengetahui dan mampu menerapkan konsep – konsep ilmu sosial yang penting, generalisasi ( konsep dasar ) dan teori – teori kepada situasi dan data baru.
b.      Memahami dan mampu menggunakan beberapa struktur dari suatu disiplin ilmu atau antar disiplin ilmu untuk digunakan sebagai bahan analisis data baru.
c.       Mengetahui teknik – teknik penyelidikan dan metode – metode penjelasannya yang dipergunakan dalam studi sosial secara bervariasi serta mampu menerapkannya sebagai teknik penelitian dan evaluasi suatu informasi.
d.      Mampu mempergunakan cara berfikir yang lebih tinggi sesuai dengan tujuan dan tugas yang didapatnya
e.       Memiliki keterampilan dalam memecahkan masalah ( Problem Solving ).
f.       Memiliki konsep atau prinsif sendiri yang positif.
g.      Menghargai nilai – nilai kemanusiaan.
h.      Kemampuan mendukung nilai – nilai demokrasi.
i.        Adanya keinginan untuk belajar dan berfikir secara rasional.
j.        Kemampuan berbuat berdasarkan sistem nilai yang rasional dan mantap.
Pendidikan formal diberbagai jenjang pendidikan dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi, pencapaian tujuannya diproses melalui berbagai bidang pendidikan dan pengajaran. Semua kegiatan tersebut secara umum bertumpu kepada tujuan pendidikan nasional, yang dijabarkan menjadi tujuan – tujuan yang lebih khusus samapi kepada tujuan yang oprasional. Secara hiearki berdasarkan urutannya, tujuan dibagi sebagai berikut :
a.       Tujuan Pendidikan Nasional.
b.      Tujuan Pendidikan Institusional.
c.       Tujuan Pendidikan Kurikuler.
d.      Tujuan Pendidikan Instruksional.[4]
Tujuan pencapaian pendidikan ilmu sosial dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu :
a.       Pengembangan kemampuan intelektual siswa.
b.      Pengembangan kemampuan serta tanggung jawab sebagai anggota masyarakat dan bangsa.
c.       Pengembangan diri siswa pribadi.
Jenis tujuan dalam pendidikan ilmu sosial adalah tujuan yang obyektif yaitu tujuan yang dicapai dalam 1 – 2 kali pertemuan di kelas atau dapat dicapai dalam satu satuan pengajaran. Tujuan selanjutnya adalah development obyektif, yaitu pencapaiannya melalui penguasaan materi yang cukup lama oleh siswa.
Pengetahuan dan pemahaman adalah hal yang paling mendasar dalam tujuan pembelajaran ilmu pengetahuan sosial. Menurut Triggs ( 1991 ) “ seseorang yang belajar IPS harus memiliki pengetahuan dan pemahaman “. Pengetahuan dan pemahaman tersebut mengenai :
a.       Ruang lingkup dan pokok kajian.
b.      Struktur keilmuan dari setiap disiplin ilmu.
c.       Fakta, konsep dan peristiwa merupakan hal yang dianggap penting.
d.      Pokok pemikiran keilmuan.
e.       Teori yang dianggap penting dan relevan.
f.       Tokoh yang melahirkan teori.
g.      Isu penting yang ada dimasyarakat.
Pengetahuan dan pemahaman juga salah satu fungsi pengajaran IPS yang mentransmisikan pengetahuan dan pemahaman tentang masyarakat berupa fakta-fakta dan ide-ide kepada anak.
·         Sikap belajar
IPS juga bertujuan untuk mengembangkan sikap belajar yang baik. Artinya dengan belajar IPS anak memiliki kemampuan menyelidiki (inkuiri) untuk menemukan ide - ide, konsep – konsep  baru sehingga mereka mampu melakukan perspektif untuk masa yang akan datang.

·         Nilai - nilai sosial dan sikap
Anak membutuhkan nilai-nilai untuk menafsirkan fenomena dunia sekitarnya, sehingga mereka mampu melakukan perspektif. Nilai-nilai sosial merupakan unsur penting di dalam pengajaran IPS. Berdasar nilai-nilai sosial yang berkembang dalam masyarakat, maka akan berkembang pula sikap-sikap sosial anak. Faktor keluarga, masyarakat, dan pribadi/tingkah laku guru sendiri besar pengaruhnya terhadapa perkembangan nilai-nilai dan sikap anak.
·         Keterampilan dasar IPS
Anak belajar menggunakan keterampilan dan alat-alat studi sosial, misalnya mencari bukti dengan berpikir ilmiah, keterampilan mempelajari data masyarakat, mempertimbangkan validitas dan relevansi data, mengklasifikasikan dan menafsirkan data-data sosial, dan merumuskan kesimpulan.
·         Karakteristik Pendidikan IPS
Untuk membahas karakteristik IPS, dapat dilihat dari berbagai pandangan. Berikut ini dikemukakan karakteristik IPS dilihat dari materi dan strategi penyampaiannya.
a.       Materi IPS
Ada 5 macam sumber materi IPS antara lain:
Ø  Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar anak sejak dari keluarga, sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas negara dan dunia dengan berbagai permasalahannya.
Ø  Kegiatan manusia misalnya: mata pencaharian, pendidikan, keagamaan, produksi, komunikasi, transportasi.
Ø  Lingkungan geografi dan budaya meliputi segala aspek geografi dan antropologi yang terdapat sejak dari lingkungan anak yang terdekat sampai yang terjauh.
Ø  Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah yang dimulai dari sejarah lingkungan terdekat sampai yang terjauh, tentang tokoh-tokoh dan kejadian-kejadian yang besar.
Ø  Anak sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari makanan, pakaian, permainan, keluarga.
b.      Strategi Penyampaian Pengajaran IPS
Strategi penyampaian pengajaran IPS, sebagaian besar adalah didasarkan pada suatu tradisi, yaitu materi disusun dalam urutan: anak (diri sendiri), keluarga, masyarakat/tetangga, kota, region, negara, dan dunia. Sebutan Masa Sekolah Dasar, merupakan periode keserasian bersekolah, artinya anak sudah matang untuk besekolah. Adapun kriteria keserasian bersekolah adalah sebagai berikut :
Ø  Anak harus dapat bekerjasama dalam kelompok dengan teman-teman sebaya, tidak boleh tergantung pada ibu, ayah atau anggota keluarga lain yang dikenalnya.
Ø  Anak memiliki kemampuan sineik-analitik, artinya dapat mengenal bagian-bagian dari keseluruhannya, dan dapat menyatukan kembali bagian-bagian tersebut.
Ø  Secara jasmaniah anak sudah mencapai bentuk anak sekolah.
Menurut Preston (dalam Oemar Hamalik. 1992 : 42-44), anak mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
Ø  Anak merespon (menaruh perhatian) terhadap bermacam-macam aspek dari dunia sekitarnya.Anak secara spontan menaruh perhatian terhadap kejadian-kejadian-peristiwa, benda-benda yang ada disekitarnya. Mereka memiliki minat yang laus dan tersebar di sekitar lingkungnnya.
Ø  Anak adalah seorang penyelidik, anak memiliki dorongan untuk menyelidiki dan menemukan sendiri hal-hal yang ingin mereka ketahui.
Ø  Anak ingin berbuat, ciri khas anak adalah selalu ingin berbuat sesuatu, mereka ingin aktif, belajar, dan berbuat
Ø  Anak mempunyai minat yang kuat terhadap hal-hal yang kecil atau terperinci yang seringkali kurang penting/bermakna
Ø  Anak kaya akan imaginasi, dorongan ini dapat dikembangkan dalam pengalaman-pengalaman seni yang dilaksanakan dalam pembelajaran IPS sehingga dapat memahami orang-orang di sekitarnya. Misalnya pula dapat dikembangkan dengan merumuskan hipotesis dan memecahkan masalah.
2.4. Tujuan Pendidikan Nasional
Adapun untuk Tujuan Pendidikan Nasional itu sendiri adalah sebagai berikut :
a.       Berikut ini, ada tiga rumusan tujuan pendidikan nasional hasil sidang umum MPR RI 1978, 1983 dan 1988. Yaitu :
·         Tap MPR RI Nomor IV / MPR / 1978 merumuskan tujuan nasional adalah pendidikan nasional berdasarkan pancasila, bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat membangun dirinya sendiri secara bersama – sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
·         Tap MPR RI Nomor II / MPR / 1983 merumuskan tujuan nasional yaitu pendidikan nasional berdasarkan pancasila, bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat menumbuhkan manusia – manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri secara bersama – sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
·         Tap MPR RI Nomor II / MPR / 1988 merumuskan pendidikan nasional yaitu pendidikan nasional berdasarkan pancasila, bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, berkepribadian dan berkedisiplinan, bekerja keras, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil, serta sehat jasmani dan rohani.
b.      Dalam UU Pendidikan No. 20 Tahun 2003. Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
c.       Pendidikan Nasional juga sebagai tuntutan masyarakat, menurut Tyler ( 1946 ), Taba ( 1963 ), Tanner ( 1984 ) yaitu tuntutan masyarakat adalah salah satu dasar dalam pengembangan kurikulum. Pengembangan masyarakat yang pesat selalu membawa dampak bagi kehidupan sosial, ekonomi dan budaya. Munculnya nilai dan norma baru yang mungkin dianggap berbeda, bahkan bertentangan dengan apa yang diyakini anggota masyarakat itu sebagai individu ataupun kelompok.
2.5. Kurikulum Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
a.       Pengertian Kurikulum
Kurikulum adalah suatu substansi sekolah. Kurikulum sebagai rencana nasional dalam upaya mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan diarahkan kepada kemampuan atas partisipasi peserta didik dimasa yang akan datang.
Berdasarkan pada apa yang menjadi focus pengajaran, sekurang-kurangnya dikenal tiga pola desain kurikulum, (Sukmadinata,2004:113-124; Tilaar, 2003: 240-243) yaitu:
Ø  Subject centered design yaitu suatu desain kurikulum yang berpusat pada bahan ajar.
Ø  Learner centered design yaitu suatu desain kurikulum yang mengutamakan peranan siswa.
Ø  Problem centered design yaitu desain kurikulum yang berpusat pada masalah-masalah yang dihadapi dalam masyarakat.
Berdasarkan uraian di atas, maka ide atau pemikiran kurikulum IPS yang harus dikembangkan dalam era global adalah rekonstruksionisme sehingga  tentunya proses pembelajaran IPS yang dikendaki pun harus mengejawantahkan ide-ide rekonstruksionisme.  Di Indonesia sendiri dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan IPS lebih cenderung ke arah rekonstruksionisme. Secara tegas dinyatakan dalam kurikulum Pendidikan IPS dalam rambu-rambu pembelajaran, bahwa pembelajaran Pendidikan IPS hendaknya merupakan pendekatan pembelajaran konstekstual, yang dapat dilaksanakan diantaranya melalui metode inquiry, problem solving, dan portfolio yang sebenarnya didengungkan pula oleh para global reformis dalam pendidikan IPS.[5]
b.      Ilmu – ilmu Sosial
Calhoun mengemukakan bahwa ilmu – ilmu sosial sebagai studi tingkah laku kelompok umat manusia ( The Study of The Group Behaviour of Human Beings ).
c.       Pendidikan Mengenai Disiplin Ilmu – ilmu Sosial
Pendidikan ini, antara yang ada ditingkat menengah atas dan di perguruan tinggi tentu berbeda, perbedaan ini akan menyebabkan perbedaan kurikulum. Misalnya :
Ø  SMU / SMA    : tingkat dasar, masih bersifat permulaan.
Ø  Mahasiswa      : kedalaman materi untuk bidang studi.[6]
d.      Pengembangan Materi Kurikulum Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
v  Materi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Materi pendidikan adalah apa yang dipelajari siswa untuk mencapai tujuan pendidikan yakni tujuan kurikulum ilmu sosial.
v  Teori dan Generalisasi
Teori adalah komposisi yang dihasilkan dari sejumlah pengembangan preposisi / generalisasi yang dianggap memiliki hubungan secara sistematis. Teori di bagi menjadi empat, yaitu :
Ø  Grand teori
Ø  Teori tipe
Ø  Formal dan middle range teori
Ø  Substantive teori
v  Konsep
Konsep merupakan abstraksi kesamaan keterhubungan dari sekelompok benda dan sifat.
v  Pengorganisasian Materi Kurikulum
Pengorganisasian materi kurikulum ini terbagi kedalam dua bagian :
Ø  Pengorganisasian terpisah
Pengorganisasian terpisah yaitu setiap disiplin ilmu sosial yang diajarkan secara terpisah berdasarkan ciri dan karakteristik masing – masing. Keuntungannya yaitu siswa belajar seutuhnya terpusat hanya pada satu disiplin ilmu saja. Sedangkan kelemahannya adalah menjadikan pendidikan ilmu sosial sebagai suatu pendidikan yang hanya mementingkan kepentingan disiplin ilmu.
Ø  Pengorganisasian terpadu
Pengorganisasian terpadu adalah setiap disiplin ilmu sosial yang diajarkan secara terpadu dimana satu sama lainnya saling berkesinambungan. Atau metode didalam pendidikannya mencoba mencari pembahasan, keterkaitan, arti pokok bahasannya dengan bahasan yang lainnya.
v  Pengajaran Pengetahuan dan Pemahaman dalam Pendidikan Ilmu Sosial
Ø  Pengajaran Pengetahuan dan Mnemonic
Yaitu sesuatu yang dilakukan dengan cara mengingat atau mengambil kembali apa yang sudah ada dalam pikiran seseorang tentang suatu pokok pikiran materi atau fenomena. Pengetahuan terdiri atas pengetahuan istilah, fakta, tentang cara berhubungan yang baik.
Ø  Pengajaran Berfikir dalam Pendidikan Ilmu Sosial
Kemampuan berfikir digunakan untuk memecahkan masalah melalui pemanfaatan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan. Kegiatan berfikir meliputi proses, yaitu :
·         Menentukan hukum sebab akibat
·         Pemberian makna terhadap sesuatu yang baru
·         Mendeteksi keteraturan diantara fenomena yang ada
·         Penentuan kualifikasi
·         Menentukan ciri khas fenomena
·         Pengajaran pendidikan ilmu pengetahuan sosial dapat dilakukan melalui studi kasus, isu – isu kontroversial dan konsep.
v  Kemampuan Proses dalam Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Kemampuan proses adalah kemampuan seseorang dalam mendapat informasi,mengolah informasi,menggunakan informasi serta mengkomunikasikan hasilnya.
v  Bentuk Pengajaran Kemampuan Proses[7]
·         Pengajaran ilmu sosial dengan problem solving ( pemecahan masalah). Dengan pengajaran ini, bermanfaat dalam kemampuan mengambil keputusan berdasarkan alternatif yang ada, yaitu :
Ø  Mengidentifikasikan masalah
Ø  Pengembangan alternatif
Ø  Pengumpulan data untuk menguji alternatif
Ø  Pengujian alternatif
Ø  Pengambilan keputusan
·         Pengajaran ilmu sosial dengan inkuiri. Berdasarkan masalah yang ada dalam disiplin ilmu, bukan pada masalah sehari – hari, langkah pengajaran inkuiri ini, yaitu :
Ø  Perumusan masalah
Ø  Pengembangan hipotesis
Ø  Pengumpulan data
Ø  Pengolahan data
Ø  Pengujian hipotesis
Ø  Penarikan kesimpulan.
2.6. Hal Yang Perlu Diperhatikan Setiap Pengajaran Disiplin Ilmu
Ada dua hal yang perlu diperhatikan oleh mahasiswa dalam setiap pengajaran disiplin ilmu, yaitu :
a.       Penguasaan aspek substansi keilmuan yaitu sebuah penguasaan prosedur penelitian yang dapat digunakan untuk pengembangan teori, generalisasi dan konsep – konsep tentang fakta yang ada.
b.      Penguasaan prosedur hedodolis pencarian kebenaran dalam keilmuan itu merupakan penguasaan pandangan teori, generalisasi, konsep – konsep fakta.



BAB III
PENUTUP
Ø  Kesimpulan
Hakikat IPS, adalah telaah tentang manusia dan dunianya. Manusia sebagai makhluk sosial selalu hidup bersama dengan sesamanya. Dengan kemajuan teknologi pula sekarang ini orang dapat berkomunikasi dengan cepat di manapun mereka berada melalui handphone dan internet. Kemajuan Iptek menyebabkan cepatnya komunikasi antara orang yang satu dengan lainnya, antara negara satu dengan negara lainnya. Dengan demikian maka arus informasi akan semakin cepat pula mengalirnya. Oleh karena itu diyakini bahwa “orang yang menguasai informasi itulah yang akan menguasai dunia”.
Lima hal yang perlu diperhatikan dalam pendidikan, yaitu :
·         Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik.
·         Pendidikan sebagai kegiatan bimbingan.
·         Pendidikan sebagai kegiatan pengajaran.
·         Pendidikan sebagai kegiatan pelatihan.
·         Peran peserta didik.
Banyak pendapat yang mengemukakan tentang tujuan pendidikan IPS, diantaranya :
·         Mengetahui dan mampu menerapkan konsep – konsep ilmu sosial yang penting, generalisasi ( konsep dasar ) dan teori – teori kepada situasi dan data baru.
·         Memahami dan mampu menggunakan beberapa struktur dari suatu disiplin ilmu atau antar disiplin ilmu untuk digunakan sebagai bahan analisis data baru.
·         Mengetahui teknik – teknik penyelidikan dan metode – metode penjelasannya yang dipergunakan dalam studi sosial secara bervariasi serta mampu menerapkannya sebagai teknik penelitian dan evaluasi suatu informasi.
·         Mampu mempergunakan cara berfikir yang lebih tinggi sesuai dengan tujuan dan tugas yang didapatnya.
·         Memiliki keterampilan dalam memecahkan masalah ( Problem Solving ).
·         Memiliki konsep atau prinsif sendiri yang positif.
·         Menghargai nilai – nilai kemanusiaan.
·         Kemampuan mendukung nilai – nilai demokrasi.
·         Adanya keinginan untuk belajar dan berfikir secara rasional.
·         Kemampuan berbuat berdasarkan sistem nilai yang rasional dan mantap.
Tujuan Pendidikan Nasional hasil sidang umum MPR RI 1978, 1983 dan 1988. Yaitu :
Hampir semua membahas mengenai bahwa Tujuan Nasional adalah pendidikan nasional berdasarkan pancasila, bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat membangun dirinya sendiri secara bersama – sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
Dan hal yang perlu diperhatikan setiap pengajaran disiplin ilmu yaitu penguasaan aspek substansif keilmuan dan penguasaan prosedur hedodolis pencarian kebenaran dalam keilmuan itu. Yaitu penguasaan pandangan teori, generalisasi, konsep – konsep dan fakta.













DAFTAR PUSTAKA
·         Sapriya. 2009. Pendidikan IPS. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
·         Gunawan, Rudy. 2011. Pendidikan IPS. Bandung : Alfabeta.
·         Sumaatmadja, Nursid. 1997. Metodologi Pengajaran Geografi. Jakarta : Bumi Aksara.
·         Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
·         Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta : Bumi Aksara.
·         Haslindafadillah.blogspot.com/2010/11/makalah-pendidikan-IPS.html.
·         Massofa wordpress.com/pengertian-ruang-lingkup-dan-tujuan-IPS.


[1] Haslindafadillah.blogspot.com/2010/11/makalah-pendidikan-ips.html.
[2] Dr. Sapriya, M.Ed.2009.Pendidikan IPS.Bandung.PT Remaja Rosdakarya.Hal : 11.
[3] Rudy Gunawan.2011.Pendidikan IPS.Bandung.Alfabeta.Hal : 17 – 18.
[4] Nursid Sumaatmadja.1997.Metodologi Pengajaran Geografi.Jakarta.Bumi Aksara.Hal : 23 – 24.
[5] Massofa wordpress.com/pengertian-ruang-lingkup-dan-tujuan-ips.
[6] Oemar Hamalik.2008.Proses Belajar Mangajar.Bandung.PT Remaja Rosdakarya.Hal : 64.
[7] Trianto.2010.Model Pembelajaran Terpadu.Jakarta.Bumi aksara.Hal : 11

0 komentar:

Posting Komentar