BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Manusia
sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri dalam arti membutuhkan orang
lain. Untuk itu bekerjasama dengan orang lain merupakan keharusan bagi manusia
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan kerjasama, manusia dapat saling
melengkapi, sehingga diharapkan kesejahteraan meningkat.
Agar
kerjasama tersebut terjalin dengan baik, maka manusia perlu memahami pola
interaksi antarmanusia. Bagaimana seharusnya hubungan manusia dalam lingkungan
keluarga, masyarakat dan negara dilakukan merupakan hal yang paling dipahami
oleh setiap manusia, sehingga terjadi hubungan yang selaras, serasi dan
seimbang yang menguntungkan semua pihak.
Terjalinnya
hubungan yang baik dalam kehidupan manusia dengan karakter kodrati manusia yang
sangat beragam bukan hal yang mudah. Untuk itu perlu bimbingan dan pembinaan
melalui program pendidikan yang terencana, sistematis, komprehensif dan
berkesinambungan.
Fokos
kajian utama pendidikan ilmu pengetahuan sosial adalah interaksi didalam masyarakat.
Hal sebagaimana dikemukakan oleh Wahhab, bahwa :
Studi Sosial
atau IPS adalah tentang manusia. Tidak ada bagian dari kurikulum yang amat
memperhatikan masalah hubungan manusia selain studi sosial atau IPS, yang
memang dirancang untuk membantu kita semua memahami baik diri kita sendiri
maupun orang lain dimulai dari keluarga, tetangga sampai pada mereka yang hidup
nan jauh di sebagian dari lingkaran dunia.
1.2.Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan hakikat ilmu pengetahuan itu ?
2. Apa
yang dimaksud dengan pengertian pendidikan ilmu pengetahuan sosial itu ?
3. Bagaimana
tujuan pendidikan IPS dalam kajian kehidupan sehari – hari ?
4. Terbagi
kedalam berapa tujuan pendidikan nasional itu ?
5. Bagaimanakah
kurikulum pendidikan IPS ?
6. Hal
yang seperti apa yang perlu diperhatikan setiap pengajaran disiplin ilmu ?
1.3.Tujuan Penulisan
1. Untuk
mengetahui apa itu hakikat ilmu pengetahuan.
2. Untuk
mengetahui dan memahami apa yang dimaksud pengertian pendidikan ilmu
pengetahuan sosial.
3. Untuk
mengetahui apa saja tujuan dari adanya pendidikan IPS tersebut.
4. Supaya
kita tahu apa saja yang termasuk kedalam tujuan pendidikan nasional itu.
5. Supaya
kita memahami tentang kurikulum pendidikan IPS.
6. Supaya
kita dapat mengetahui hal apa saja yang harus diperhatikan setiap pengajaran
disiplin ilmu.
BAB II
TUJUAN PENDIDIKAN ILMU
PENGETAHUAN SOSIAL DALAM KONTEKS TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
2.1. Hakikat Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Hakikat
IPS, adalah telaah tentang manusia dan dunianya. Manusia sebagai makhluk sosial
selalu hidup bersama dengan sesamanya. Dengan kemajuan teknologi pula sekarang
ini orang dapat berkomunikasi dengan cepat di manapun mereka berada melalui
handphone dan internet. Kemajuan Iptek menyebabkan cepatnya komunikasi antara
orang yang satu dengan lainnya, antara negara satu dengan negara lainnya.
Dengan demikian maka arus informasi akan semakin cepat pula mengalirnya. Oleh
karena itu diyakini bahwa “orang yang
menguasai informasi itulah yang akan menguasai dunia”.
Suatu
tempat atau ruang dipermukaan bumi, secara alamiah dicirikan oleh kondisi
alamnya yang meliputi iklim dan cuaca, sumber daya air, ketinggian dari
permukaan laut, dan sifat-sifat alamiah lainnya. Jadi bentuk muka bumi seperti
daerah pantai, dataran rendah, dataran tinggi, dan daerah pegunungan akan
mempengaruhi terhadap pola kehidupan penduduk yang menempatinya. Lebih jelasnya
Anda dapat mencermati contoh berikut ini.
·
Corak kehidupan
masyarakat di tepi pantai utara Jawa yang bentuknya landai dengan laut yang
tenang dan tidak begitu tinggi serta arus angin yang tidak begitu kencang,
sangat menguntungkan bagi masyarakat untuk mencari ikan. Hal ini disebabkan
ikan banyak berkumpul di kawasan laut yang dangkal yang masih tertembus sinar
matahari. Oleh karena itu mayoritas masyarakatnya bermata pencaharian sebagai
nelayan. Hampir semua pelabuhan-pelabuhan besar di pulau Jawa sebagian besar
terletak di pantai utara Jawa.
·
Dataran rendah yang
meliputi daerah pantai sampai ketinggian 700 meter di atas permukaan laut
merupakan kawasan yang cadangan airnya cukup, didukung oleh iklimnya yang
cocok, merupakan potensi alam yang cocokuntuk dikembangkan sebagai areal
pertanian, misalnya Karawang, Bekasi, Indramayu, Subang dan sebagainya. Dataran
tinggi yang beriklim sejuk, dengan cadangan air yang sudah semakin berkurang
maka sistem pertanian yang dikembangkan adalah pertanian lahan kering dan
holtikultura seperti sayuran, buah-buahan, da tanaman hias.
·
Lain dengan daerah
pegunungan yang memiliki corak tersendiri. Karena sedikitnya persediaan air
tanah, mengakibatkan pemukiman penduduk terpusat di lembah-lembah atau
mendekati alur sungai. Hal ini dikarenakan mereka berusaha untuk mendapatkan
sumber air yang relatif mudah. Ladang yang mereka usahakan biasanya terletak di
lembah pegunungan.
Setelah
kita pelajari ternyata kehidupan itu banyak aspeknya, yaitu meliputi aspek –
aspek :
a. Hubungan
sosial: semua hal yang berhubungan dengan interaksi manusia tentang proses,
faktor-faktor, perkembangan, dan permasalahannya dipelajari dalam ilmu
sosiologi.
b. Ekonomi
: berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan manusia, perkembangan, dan
permasalahannya dipelajari dalam ilmu ekonomi.
c. Psikologi:
dibahas dalam ilmu psikologi.
d. Budaya:
dipelajari dalam ilmu antropologi.
e. Sejarah:
berhubungan dengan waktu dan perkembangan kehidupan manusia dipelajari dalam
ilmu sejarah.
f. Geografi:
hubungan ruang dan tempat yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia
dipelajari dalam ilmu geografi.
g. Politik:
berhubungan dengan norma, nilai, dan kepemimpinan untuk mencapai kesejahteraan
masyarakat dipelajari dalam ilmu politik.
2.2. Pengertian
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Pendidikan
menurut UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas, Pasal 1 ayat 1 :Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Lima
hal yang perlu diperhatikan dalam pendidikan, yaitu :
Ø Pendidikan
adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik.
Ø Pendidikan
sebagai kegiatan bimbingan.
Ø Pendidikan
sebagai kegiatan pengajaran.
Ø Pendidikan
sebagai kegiatan pelatihan.
Ø Peran
peserta didik.
Pendidikan
IPS di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari dokumen kurikulum 1975 yang memuat
IPS sebagai mata pelajaran untuk pendidikan disekolah dasar dan menengah.
Gagasan IPS di Indonesia pun banyak mengadopsi dan mengadaptasi dari sejumlah
pemikiran perkembangan social studies yang terjadi diluar negeri terutama
perkembangan pada NCSS sebagai organisasi profesional yang cukup besar
pengaruhnya dalam memajukan sosial studies bahkan mampu mempengaruhi pemerintah
dalam menentukan kebijakkan kurikulum sekolah.[2]
Menurut
Somantri ( 2001 : 79 ) : Pendidikan IPS dalam kepustakaan asing disebut dengan
berbagai istilah seperti “ Sosial
Studies, Sosial Education, Citizenship Education dan Social Science Education “.
Sedangkan
Djahiri dan Ma’mun berpendapat bahwa IPS atau Studi Sosial konsep – konsepnya
merupakan konsep pilihan dari berbagai
ilmu lalu dipadukan dan diolah secara didaktis – pedagogis sesuai dengan
tingkat perkembangan siswa.
Untuk tingkat pendidikan dasar dan menengah
Pendidikan IPS merupakan penyederhanaan,
adaptasi, seleksi dan modifikasi dari disiplin akademis ilmu – ilmu sosial yang
diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis – psikologis untuk
tujuan institusional pendidikan dasar dan menengah dalam kerangka mewujudkan
tujuan pendidikan nasional berdasarkan Pancasila. Sementara untuk perguruan tinggi
Pendidikan IPS adalah seleksi dari struktur disiplin akademik ilmu –
ilmu sosial yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis
untuk mewujudkan tujuan pendidikan IPS dalam kerangka pencapaian tujuan
pendidikan nasional berdasarkan Pancasila.[3]
2.3. Tujuan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial
Tujuan
merupakan ukuran untuk mengetahui tercapai tidaknya program yang telah
ditetapkan. Setiap kegiatan walaupun ruang lingkupnya kecil pasti memiliki
tujuan yang ingin dicapai, lebih – lebih kegiatan yang berimplikasi terhadap
kehidupan manusia secara luas, seperti kepentingan pendidikan. Pendidikan
hakekatnya adalah segala proses yang berlandaskan usaha yang sadar tujuan yang
kegiatannya diarahkan untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan demikian, proses
pendidikan itu berwawasan kepentingan anak didik sebagai individu, sekaligus
sebagai anggota masyarakat. Pendidikan IPS sebagai bagian integral dari program
pendidikan memiliki tujuan yang ingin dicapai dalam rangka mewujudkan tujuan
pendidikan secara umum.
Banyak
pendapat yang mengemukakan tentang tujuan pendidikan IPS, diantaranya :
a. Mengetahui
dan mampu menerapkan konsep – konsep ilmu sosial yang penting, generalisasi (
konsep dasar ) dan teori – teori kepada situasi dan data baru.
b. Memahami
dan mampu menggunakan beberapa struktur dari suatu disiplin ilmu atau antar
disiplin ilmu untuk digunakan sebagai bahan analisis data baru.
c. Mengetahui
teknik – teknik penyelidikan dan metode – metode penjelasannya yang
dipergunakan dalam studi sosial secara bervariasi serta mampu menerapkannya
sebagai teknik penelitian dan evaluasi suatu informasi.
d. Mampu
mempergunakan cara berfikir yang lebih tinggi sesuai dengan tujuan dan tugas
yang didapatnya
e. Memiliki
keterampilan dalam memecahkan masalah ( Problem Solving ).
f. Memiliki
konsep atau prinsif sendiri yang positif.
g. Menghargai
nilai – nilai kemanusiaan.
h. Kemampuan
mendukung nilai – nilai demokrasi.
i.
Adanya keinginan untuk
belajar dan berfikir secara rasional.
j.
Kemampuan berbuat
berdasarkan sistem nilai yang rasional dan mantap.
Pendidikan
formal diberbagai jenjang pendidikan dari sekolah dasar sampai perguruan
tinggi, pencapaian tujuannya diproses melalui berbagai bidang pendidikan dan
pengajaran. Semua kegiatan tersebut secara umum bertumpu kepada tujuan
pendidikan nasional, yang dijabarkan menjadi tujuan – tujuan yang lebih khusus
samapi kepada tujuan yang oprasional. Secara hiearki berdasarkan urutannya,
tujuan dibagi sebagai berikut :
b. Tujuan
Pendidikan Institusional.
c. Tujuan
Pendidikan Kurikuler.
d. Tujuan
Pendidikan Instruksional.[4]
Tujuan
pencapaian pendidikan ilmu sosial dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu :
a. Pengembangan
kemampuan intelektual siswa.
b. Pengembangan
kemampuan serta tanggung jawab sebagai anggota masyarakat dan bangsa.
c. Pengembangan
diri siswa pribadi.
Jenis
tujuan dalam pendidikan ilmu sosial adalah tujuan
yang obyektif yaitu tujuan yang dicapai dalam 1 – 2 kali pertemuan di kelas
atau dapat dicapai dalam satu satuan pengajaran. Tujuan selanjutnya adalah development obyektif, yaitu
pencapaiannya melalui penguasaan materi yang cukup lama oleh siswa.
Pengetahuan
dan pemahaman adalah hal yang paling mendasar dalam tujuan pembelajaran ilmu
pengetahuan sosial. Menurut Triggs ( 1991 ) “ seseorang yang belajar IPS harus
memiliki pengetahuan dan pemahaman “. Pengetahuan dan pemahaman tersebut
mengenai :
a. Ruang
lingkup dan pokok kajian.
b. Struktur
keilmuan dari setiap disiplin ilmu.
c. Fakta,
konsep dan peristiwa merupakan hal yang dianggap penting.
d. Pokok
pemikiran keilmuan.
e. Teori
yang dianggap penting dan relevan.
f. Tokoh
yang melahirkan teori.
g. Isu
penting yang ada dimasyarakat.
Pengetahuan
dan pemahaman juga salah satu fungsi pengajaran IPS yang mentransmisikan pengetahuan
dan pemahaman tentang masyarakat berupa fakta-fakta dan ide-ide kepada anak.
·
Sikap belajar
IPS juga bertujuan untuk
mengembangkan sikap belajar yang baik. Artinya dengan belajar IPS anak memiliki
kemampuan menyelidiki (inkuiri) untuk menemukan ide - ide, konsep – konsep baru sehingga mereka mampu melakukan
perspektif untuk masa yang akan datang.
·
Nilai - nilai sosial
dan sikap
Anak membutuhkan nilai-nilai untuk
menafsirkan fenomena dunia sekitarnya, sehingga mereka mampu melakukan
perspektif. Nilai-nilai sosial merupakan unsur penting di dalam pengajaran IPS.
Berdasar nilai-nilai sosial yang berkembang dalam masyarakat, maka akan
berkembang pula sikap-sikap sosial anak. Faktor keluarga, masyarakat, dan
pribadi/tingkah laku guru sendiri besar pengaruhnya terhadapa perkembangan
nilai-nilai dan sikap anak.
·
Keterampilan dasar IPS
Anak belajar menggunakan
keterampilan dan alat-alat studi sosial, misalnya mencari bukti dengan berpikir
ilmiah, keterampilan mempelajari data masyarakat, mempertimbangkan validitas
dan relevansi data, mengklasifikasikan dan menafsirkan data-data sosial, dan
merumuskan kesimpulan.
·
Karakteristik
Pendidikan IPS
Untuk membahas karakteristik IPS,
dapat dilihat dari berbagai pandangan. Berikut ini dikemukakan karakteristik
IPS dilihat dari materi dan strategi penyampaiannya.
a. Materi
IPS
Ada
5 macam sumber materi IPS antara lain:
Ø Segala
sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar anak sejak dari keluarga,
sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas negara dan dunia dengan
berbagai permasalahannya.
Ø Kegiatan
manusia misalnya: mata pencaharian, pendidikan, keagamaan, produksi,
komunikasi, transportasi.
Ø Lingkungan
geografi dan budaya meliputi segala aspek geografi dan antropologi yang
terdapat sejak dari lingkungan anak yang terdekat sampai yang terjauh.
Ø Kehidupan
masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah yang dimulai dari sejarah
lingkungan terdekat sampai yang terjauh, tentang tokoh-tokoh dan
kejadian-kejadian yang besar.
Ø Anak
sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari makanan, pakaian, permainan,
keluarga.
b. Strategi
Penyampaian Pengajaran IPS
Strategi penyampaian pengajaran
IPS, sebagaian besar adalah didasarkan pada suatu tradisi, yaitu materi disusun
dalam urutan: anak (diri sendiri), keluarga, masyarakat/tetangga, kota, region,
negara, dan dunia. Sebutan Masa Sekolah Dasar, merupakan periode keserasian
bersekolah, artinya anak sudah matang untuk besekolah. Adapun kriteria
keserasian bersekolah adalah sebagai berikut :
Ø Anak
harus dapat bekerjasama dalam kelompok dengan teman-teman sebaya, tidak boleh
tergantung pada ibu, ayah atau anggota keluarga lain yang dikenalnya.
Ø Anak
memiliki kemampuan sineik-analitik, artinya dapat mengenal bagian-bagian dari
keseluruhannya, dan dapat menyatukan kembali bagian-bagian tersebut.
Ø Secara
jasmaniah anak sudah mencapai bentuk anak sekolah.
Menurut Preston (dalam Oemar
Hamalik. 1992 : 42-44), anak mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
Ø Anak
merespon (menaruh perhatian) terhadap bermacam-macam aspek dari dunia sekitarnya.Anak
secara spontan menaruh perhatian terhadap kejadian-kejadian-peristiwa,
benda-benda yang ada disekitarnya. Mereka memiliki minat yang laus dan tersebar
di sekitar lingkungnnya.
Ø Anak
adalah seorang penyelidik, anak memiliki dorongan untuk menyelidiki dan
menemukan sendiri hal-hal yang ingin mereka ketahui.
Ø Anak
ingin berbuat, ciri khas anak adalah selalu ingin berbuat sesuatu, mereka ingin
aktif, belajar, dan berbuat
Ø Anak
mempunyai minat yang kuat terhadap hal-hal yang kecil atau terperinci yang
seringkali kurang penting/bermakna
Ø Anak
kaya akan imaginasi, dorongan ini dapat dikembangkan dalam
pengalaman-pengalaman seni yang dilaksanakan dalam pembelajaran IPS sehingga
dapat memahami orang-orang di sekitarnya. Misalnya pula dapat dikembangkan
dengan merumuskan hipotesis dan memecahkan masalah.
2.4. Tujuan Pendidikan
Nasional
Adapun
untuk Tujuan Pendidikan Nasional itu sendiri adalah sebagai berikut :
a. Berikut
ini, ada tiga rumusan tujuan pendidikan nasional hasil sidang umum MPR RI 1978,
1983 dan 1988. Yaitu :
·
Tap MPR RI Nomor IV /
MPR / 1978 merumuskan tujuan nasional adalah pendidikan nasional berdasarkan
pancasila, bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian
dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat membangun
dirinya sendiri secara bersama – sama bertanggung jawab atas pembangunan
bangsa.
·
Tap MPR RI Nomor II /
MPR / 1983 merumuskan tujuan nasional yaitu pendidikan nasional berdasarkan
pancasila, bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian
dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat menumbuhkan
manusia – manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri secara
bersama – sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
·
Tap MPR RI Nomor II /
MPR / 1988 merumuskan pendidikan nasional yaitu pendidikan nasional berdasarkan
pancasila, bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia indonesia, yaitu
manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti
yang luhur, berkepribadian dan berkedisiplinan, bekerja keras, bertanggung
jawab, mandiri, cerdas dan terampil, serta sehat jasmani dan rohani.
b. Dalam
UU Pendidikan No. 20 Tahun 2003. Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia
yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti
luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan
dan kebangsaan.
c. Pendidikan
Nasional juga sebagai tuntutan masyarakat, menurut Tyler ( 1946 ), Taba ( 1963
), Tanner ( 1984 ) yaitu tuntutan masyarakat adalah salah satu dasar dalam
pengembangan kurikulum. Pengembangan masyarakat yang pesat selalu membawa
dampak bagi kehidupan sosial, ekonomi dan budaya. Munculnya nilai dan norma
baru yang mungkin dianggap berbeda, bahkan bertentangan dengan apa yang
diyakini anggota masyarakat itu sebagai individu ataupun kelompok.
2.5. Kurikulum
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
a. Pengertian
Kurikulum
Kurikulum adalah suatu substansi
sekolah. Kurikulum sebagai rencana nasional dalam upaya mencapai tujuan
pendidikan nasional. Pendidikan diarahkan kepada kemampuan atas partisipasi
peserta didik dimasa yang akan datang.
Berdasarkan pada apa yang menjadi
focus pengajaran, sekurang-kurangnya dikenal tiga pola desain kurikulum, (Sukmadinata,2004:113-124;
Tilaar, 2003: 240-243) yaitu:
Ø Subject
centered design yaitu suatu desain kurikulum yang berpusat pada bahan ajar.
Ø Learner
centered design yaitu suatu desain kurikulum yang mengutamakan peranan siswa.
Ø Problem
centered design yaitu desain kurikulum yang berpusat pada masalah-masalah yang
dihadapi dalam masyarakat.
Berdasarkan uraian di atas, maka
ide atau pemikiran kurikulum IPS yang harus dikembangkan dalam era global
adalah rekonstruksionisme sehingga
tentunya proses pembelajaran IPS yang dikendaki pun harus
mengejawantahkan ide-ide rekonstruksionisme.
Di Indonesia sendiri dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi dan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan IPS lebih cenderung ke arah rekonstruksionisme.
Secara tegas dinyatakan dalam kurikulum Pendidikan IPS dalam rambu-rambu
pembelajaran, bahwa pembelajaran Pendidikan IPS hendaknya merupakan pendekatan
pembelajaran konstekstual, yang dapat dilaksanakan diantaranya melalui metode
inquiry, problem solving, dan portfolio yang sebenarnya didengungkan pula oleh
para global reformis dalam pendidikan IPS.[5]
b. Ilmu
– ilmu Sosial
Calhoun mengemukakan bahwa ilmu – ilmu
sosial sebagai studi tingkah laku kelompok umat manusia ( The Study of The
Group Behaviour of Human Beings ).
c. Pendidikan
Mengenai Disiplin Ilmu – ilmu Sosial
Pendidikan ini, antara yang ada
ditingkat menengah atas dan di perguruan tinggi tentu berbeda, perbedaan ini
akan menyebabkan perbedaan kurikulum. Misalnya :
Ø SMU
/ SMA : tingkat dasar, masih bersifat
permulaan.
Ø Mahasiswa : kedalaman materi untuk bidang studi.[6]
d. Pengembangan
Materi Kurikulum Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
v Materi
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Materi pendidikan adalah apa yang
dipelajari siswa untuk mencapai tujuan pendidikan yakni tujuan kurikulum ilmu
sosial.
v Teori
dan Generalisasi
Teori adalah komposisi yang
dihasilkan dari sejumlah pengembangan preposisi / generalisasi yang dianggap
memiliki hubungan secara sistematis. Teori di bagi menjadi empat, yaitu :
Ø Grand
teori
Ø Teori
tipe
Ø Formal
dan middle range teori
Ø Substantive
teori
v Konsep
Konsep merupakan abstraksi kesamaan
keterhubungan dari sekelompok benda dan sifat.
v Pengorganisasian
Materi Kurikulum
Pengorganisasian materi kurikulum ini
terbagi kedalam dua bagian :
Ø Pengorganisasian
terpisah
Pengorganisasian
terpisah yaitu setiap disiplin ilmu sosial yang diajarkan secara terpisah
berdasarkan ciri dan karakteristik masing – masing. Keuntungannya yaitu siswa
belajar seutuhnya terpusat hanya pada satu disiplin ilmu saja. Sedangkan
kelemahannya adalah menjadikan pendidikan ilmu sosial sebagai suatu pendidikan
yang hanya mementingkan kepentingan disiplin ilmu.
Ø Pengorganisasian
terpadu
Pengorganisasian
terpadu adalah setiap disiplin ilmu sosial yang diajarkan secara terpadu dimana
satu sama lainnya saling berkesinambungan. Atau metode didalam pendidikannya
mencoba mencari pembahasan, keterkaitan, arti pokok bahasannya dengan bahasan
yang lainnya.
v Pengajaran
Pengetahuan dan Pemahaman dalam Pendidikan Ilmu Sosial
Ø Pengajaran
Pengetahuan dan Mnemonic
Yaitu sesuatu yang
dilakukan dengan cara mengingat atau mengambil kembali apa yang sudah ada dalam
pikiran seseorang tentang suatu pokok pikiran materi atau fenomena. Pengetahuan
terdiri atas pengetahuan istilah, fakta, tentang cara berhubungan yang baik.
Ø Pengajaran
Berfikir dalam Pendidikan Ilmu Sosial
Kemampuan berfikir
digunakan untuk memecahkan masalah melalui pemanfaatan pengetahuan, pemahaman
dan keterampilan. Kegiatan berfikir meliputi proses, yaitu :
·
Menentukan hukum sebab
akibat
·
Pemberian makna
terhadap sesuatu yang baru
·
Mendeteksi keteraturan
diantara fenomena yang ada
·
Penentuan kualifikasi
·
Menentukan ciri khas
fenomena
·
Pengajaran pendidikan
ilmu pengetahuan sosial dapat dilakukan melalui studi kasus, isu – isu kontroversial
dan konsep.
v Kemampuan
Proses dalam Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Kemampuan proses adalah
kemampuan seseorang dalam mendapat informasi,mengolah informasi,menggunakan informasi
serta mengkomunikasikan hasilnya.
v Bentuk
Pengajaran Kemampuan Proses[7]
·
Pengajaran ilmu sosial
dengan problem solving ( pemecahan masalah). Dengan pengajaran ini, bermanfaat
dalam kemampuan mengambil keputusan berdasarkan alternatif yang ada, yaitu :
Ø Mengidentifikasikan
masalah
Ø Pengembangan
alternatif
Ø Pengumpulan
data untuk menguji alternatif
Ø Pengujian
alternatif
Ø Pengambilan
keputusan
·
Pengajaran ilmu sosial
dengan inkuiri. Berdasarkan masalah yang ada dalam disiplin ilmu, bukan pada masalah
sehari – hari, langkah pengajaran inkuiri ini, yaitu :
Ø Perumusan
masalah
Ø Pengembangan
hipotesis
Ø Pengumpulan
data
Ø Pengolahan
data
Ø Pengujian
hipotesis
Ø Penarikan
kesimpulan.
2.6. Hal Yang Perlu
Diperhatikan Setiap Pengajaran Disiplin Ilmu
Ada
dua hal yang perlu diperhatikan oleh mahasiswa dalam setiap pengajaran disiplin
ilmu, yaitu :
a. Penguasaan
aspek substansi keilmuan yaitu sebuah penguasaan prosedur penelitian yang dapat
digunakan untuk pengembangan teori, generalisasi dan konsep – konsep tentang fakta
yang ada.
b. Penguasaan
prosedur hedodolis pencarian kebenaran dalam keilmuan itu merupakan penguasaan
pandangan teori, generalisasi, konsep – konsep fakta.
BAB III
PENUTUP
Ø Kesimpulan
Hakikat
IPS, adalah telaah tentang manusia dan dunianya. Manusia sebagai makhluk sosial
selalu hidup bersama dengan sesamanya. Dengan kemajuan teknologi pula sekarang
ini orang dapat berkomunikasi dengan cepat di manapun mereka berada melalui
handphone dan internet. Kemajuan Iptek menyebabkan cepatnya komunikasi antara orang
yang satu dengan lainnya, antara negara satu dengan negara lainnya. Dengan
demikian maka arus informasi akan semakin cepat pula mengalirnya. Oleh karena
itu diyakini bahwa “orang yang menguasai informasi itulah yang akan menguasai dunia”.
Lima
hal yang perlu diperhatikan dalam pendidikan, yaitu :
·
Pendidikan adalah usaha
sadar untuk menyiapkan peserta didik.
·
Pendidikan sebagai
kegiatan bimbingan.
·
Pendidikan sebagai
kegiatan pengajaran.
·
Pendidikan sebagai
kegiatan pelatihan.
·
Peran peserta didik.
Banyak
pendapat yang mengemukakan tentang tujuan pendidikan IPS, diantaranya :
·
Mengetahui dan mampu
menerapkan konsep – konsep ilmu sosial yang penting, generalisasi ( konsep
dasar ) dan teori – teori kepada situasi dan data baru.
·
Memahami dan mampu
menggunakan beberapa struktur dari suatu disiplin ilmu atau antar disiplin ilmu
untuk digunakan sebagai bahan analisis data baru.
·
Mengetahui teknik –
teknik penyelidikan dan metode – metode penjelasannya yang dipergunakan dalam
studi sosial secara bervariasi serta mampu menerapkannya sebagai teknik
penelitian dan evaluasi suatu informasi.
·
Mampu mempergunakan
cara berfikir yang lebih tinggi sesuai dengan tujuan dan tugas yang didapatnya.
·
Memiliki keterampilan
dalam memecahkan masalah ( Problem Solving ).
·
Memiliki konsep atau
prinsif sendiri yang positif.
·
Menghargai nilai –
nilai kemanusiaan.
·
Kemampuan mendukung
nilai – nilai demokrasi.
·
Adanya keinginan untuk
belajar dan berfikir secara rasional.
·
Kemampuan berbuat
berdasarkan sistem nilai yang rasional dan mantap.
Tujuan
Pendidikan Nasional hasil sidang umum MPR RI 1978, 1983 dan 1988. Yaitu :
Hampir
semua membahas mengenai bahwa Tujuan Nasional adalah pendidikan nasional berdasarkan pancasila, bertujuan untuk meningkatkan
ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan,
mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat
kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat membangun dirinya sendiri secara
bersama – sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
Dan
hal yang perlu diperhatikan setiap pengajaran disiplin ilmu yaitu penguasaan
aspek substansif keilmuan dan penguasaan prosedur hedodolis pencarian kebenaran
dalam keilmuan itu. Yaitu penguasaan pandangan teori, generalisasi, konsep –
konsep dan fakta.
DAFTAR PUSTAKA
·
Sapriya. 2009. Pendidikan IPS. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
·
Gunawan, Rudy. 2011. Pendidikan IPS. Bandung : Alfabeta.
·
Sumaatmadja, Nursid.
1997. Metodologi Pengajaran Geografi.
Jakarta : Bumi Aksara.
·
Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.
·
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta :
Bumi Aksara.
·
Haslindafadillah.blogspot.com/2010/11/makalah-pendidikan-IPS.html.
·
Massofa
wordpress.com/pengertian-ruang-lingkup-dan-tujuan-IPS.
[1]
Haslindafadillah.blogspot.com/2010/11/makalah-pendidikan-ips.html.
[2] Dr. Sapriya,
M.Ed.2009.Pendidikan IPS.Bandung.PT Remaja Rosdakarya.Hal : 11.
[3] Rudy
Gunawan.2011.Pendidikan IPS.Bandung.Alfabeta.Hal : 17 – 18.
[4] Nursid
Sumaatmadja.1997.Metodologi Pengajaran Geografi.Jakarta.Bumi Aksara.Hal : 23 –
24.
[5] Massofa
wordpress.com/pengertian-ruang-lingkup-dan-tujuan-ips.
[6] Oemar
Hamalik.2008.Proses Belajar Mangajar.Bandung.PT Remaja Rosdakarya.Hal : 64.
[7] Trianto.2010.Model
Pembelajaran Terpadu.Jakarta.Bumi aksara.Hal : 11
0 komentar:
Posting Komentar