Senin, 10 Juni 2013

KEANEKARAGAMAN AGAMA, RAS DAN ETNIK



KEANEKARAGAMAN AGAMA, RAS DAN ETNIK
A.    Definisi keanekaragaman
Keragaman manusia bukan berarti manusia itu bermacam-macam atau berjenis-jenis seperti halnya binatang atau tumbuhan.Manusia sebagai makhluk Tuhan tetaplah berjenis satu.Keragaman manusia yang dimaksudkan bahwa setiap manusia memiliki perbedaan.Perbedaan itu ada karena manusia adalah makhluk individu yang setiap individu memiliki ciri-ciri khas tersendiri.
Selain makhluk individu, manusia juga makhluk sosial yang membentuk kelompok persekutuan hidup.Tiap kelompok persekutuan hidup manusia juga beragam. Masyarakat sebagai persekutuan hidup itu berbeda dan beragam karena ada perbedaan., misalnya dalam ras, suku, agama, budaya, ekonomi, status sosial, jenis kelamin, daerah tempat tinggal, dan lain-lain. Hal yang demikian kita katakana sebagai unsur-unsur yang membentuk keragaman dalam masyarakat.

B.     Keberagaman dalam Dinamika Sosial Budaya
Keragaman yang terdapat dalam kehidupan sosial manusia melahirkan masyarakat majemuk.Majemuk berarti banyak ragam, beraneka, berjenis-jenis. Konsep masyarakat majemuk pertama kali diperkenalkan oleh Furnivall tahun 1948 yang mengatakan bahwa cirri utama masyarakatnya adalah berkehidupan secara berkelompok yang berdampingan secara fisik, tetapi terpisah oleh kehidupan sosial dan tergabung dalam suatu satuan politik. Konsep ini merujuk pada msyarakat Indonesia masa colonial.Masyaraat Hindia-Belanda waktu itu dalam pengelompokan komunitasnya didasarkan atas ras, etnik, ekonomi, dan agama.
Konsep masyarakat majemuk Furnivall diatas, dipertanyakan validitasnya sekarang ini sebab telah terjadi perubahan fundamental akibat pembangunan serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Usman Pelly (1989) mengkategorikan masyarakat majemuk disuatu kota berdasarkan dua hal, yaitu pembelahan horizontal dan pembelahan vertikal.

Secara horizontal, masyarakat majemuk dikelompokan berdasarkan :
a)      Etnik dan rasa tau asal usul keturunan.
b)      Bahasa daerah.
c)      Adat istiadat atau perilaku.
d)     Agama.
e)      Pakaian, makanan, dan budaya material lainnya.
Secara vertikal, masyarakat majemuk dikelompokan berdasarkan :
a)      Penghasilan atau Ekonomi.
b)      Pendidikan.
c)      Pemukiman.
d)     Pekerjaan.
e)      Kedudukan sosial politik.

            Seperti telah diuraikan diatas, hal-hal demikian dapat dikatakan sebagai unsur-unsur yang mempengaruhi keragaman masyarakat.
1.      Ras
        Kata ras berasal dari bahasa prancis dan italia, yaitu razza.Pertama kali istilah ini diperkenalkan Franqois Bernier, antropologi prancis untuk mengemukakan gagasan tentang pembedaan manusia berdasarkan kategori atau karakteristik warna kulit dan bentuk wajah.Setelah itu, orang lalu menetapkan hierarki manusia berdasarkan karakteristik fisik atau biologis.
        Berdasarkan karakteristik biologis, pada umumnya manusia dikelompokkan dalam beragai ras.Manusia dibedakan menurut bentuk wajah, rambut, tinggi badan, warna kulit, mata, hidung, dan karakteristik fisik lainnya.Jadi, ras adalah perbedaaan antara manusia menurut atau berdasarkan ciri fisik biologis.Ciri utama pembeda antara ras yaitu ciri alamiah rambut pada badan, warna alami rambut, kulit, dan iris mata, bentuk lipatan penutup mata, bentuk hidung serta bibir, bentuk kepala dan muka, ukuran tinggi badan.

        Ciri-ciri yang menjadi identitas dari ras bersifat objektif atau somatic.Secara biologis, konsep ras selalu dikaitkan dengan pemberian karakteristik seseorang atau sekelompok orang ke dalam suatu kelompok tertentu yang secara genetic memiliki kesamaan fisik, seperti warna kulit, mata, rambut, hidung, atau potongan wajah.Perbedaan seperti itu hanya mewakili factor tampilan luar.
        Semua kelompok ras kurang lebih sama dalam karakteristik fisik yang penting. Meskipun terdapat beberapa pengecualian, perbedaan fisik yang ada hanyalah bersifat kosmetik dan tidak fungsional.Perbedaan fisik pada makhuk manusia sangat sedikit, jika dibandingkan dengan perbedaan fisik yang terdapat pada banyak makhluk hidup lainnya, misalnya anjing dan kuda.
        Kebayakan ilmuwan dewasa ini sependapat bahwa semua kelompok ras termasuk dalam satu rumpun yang merupakan hasil dari suatu proses evolusi, dan semua kelompok ras kurang lebih sama kadar kemiripannya dengan hewan lainnya.
        Di dunia ini dihuni berbagai ras. Pada abad ke-19, para ahli biologi membuat klasifikasi ras atas tiga kelompok, yaitu :
·         Kaukasoid
·          Negroid
·         dan Mongoloid.
Adapun rasa atau subras yang mendiami kepulauan Indonesia adalah sebagai berikut :
a.       Papua melanesoid yang mendiami wilayah Papua, Aru, dan Kai.
b.      Weddoid yang mendiami daerah Sumatra bagian barat laut.
c.       Malayan Mongoloid yang meliputi Proto Melayu.
d.      Negroid yang mendiami pegunungan Maoke Papua.
e.       Asiatic Mongoloid yang terdiri atas keturunan Tionghoa dan jepang yang tinggal di Indonesia.
f.       Kaukasoid terdiri atas keturunan Belanda, Inggris, keturunan Arab, India, Pakistan yang tinggal di Indonesia.

2.      Etnik atau Suku Bangsa
        Koentjaraningrat (1990) menyatakan suku bangsa sebagai kelompok sosial atau kesatuan hidup yang memiliki sistem interaksi yang ada karena kontinunitas dan rasa identitas yang mempersatukan semua anggotanya serta memiliki sistem kepemimpinan sendiri.
        Menurut Narral mendefinisikan etnis adalah sejumlah orang atau penduduk yang memiliki ciri-ciri (a) secara biologis mampu berkembang biak dan bertahan (b) mempunyai nilai-nilai budaya yang sama dan sadar akan rasa kebersamaan dalam suatu bentuk budaya (c) membentuk jaringan komunikasi dan interaksi sendiri (d) menentukan u kelompoknya yang diterima oleh dan dpat dibedakan dari kelompok lain.
        Tampak bahwa etnis berbeda dari ras.Jika pengertian ras lebih didasarkan pada persamaan ciri-ciri fisik yang dimiliki oleh seseorang individu, maka pengertian etnis didasarkan kepada adanya persamaan kebudayaan dalam kelompok masyarakat tersebut.
        Secara etnik, bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk dengan jumlah etnik yang besar.Mengenai jumlah suku bangsa yang ada di Indonesia telah dikemukakan oleh para ahli.Esser, Berg dan Sutan Takdir Alisyahbana memperkirakan ada 200-250 suku bangsa.MA, Jaspan mengemukakan ada 366 suku bangsa.Koentjaraningrat memperkirakan ada 195 suku bangsa.Hildred Geertz menyatakan lebih dari 300 suku bangsa dengan identitas budayanya sendiri.William G. Skinner memperkirakan ada 35 suku bangsa dalam arti lingkungan hukum adat.
        Di Indonesia, istilah kelompok etnis dapat disamaartikan dengan suku bangsa, di samping ada pula yang menyebutkan dengan golongan etnis. Misal : golongan etnis Tionghoa.
        Suku yang berkembang di Indonesia ada yang memiliki tingkat peradaban yang telah maju dan mampu berbaur dengan suku bangsa lain. Di samping itu juga masih dijumpai suku bangsa atau masyarakat terasing.Masyarkat terasing merupakan suku bangsa yang terisolasi dan masih hidup dari berburu, meramu atau berladang padi, umbi-umbian dengan system lading berpindah.Masyarakat ini terhambat dari perubahan dan kemajuan karena isolasi geografi atau upaya yang disengaja untuk menolak bentuk perubahan kebudayaan.
         Menurut Koentjaraningrat, pengelompokan berbagai kelompok etnis di Indonesia umunnya dilakukan dengan mengikuti sistem lingkaran hokum adat yang dibuat oleh Van Vollenhoven. Menurut pembagian tersebut, di Indonesia ada 19 daerah kelompok etnis diantaranya :
1.      Aceh                                               9. Gorontalo
2.      Gayo                                              10. Toraja
2a. Nias dan Batu                                 11. Sulawesi Selatan
3.      Minangkabau                                 12. Ternate
3a. Mentawai                                        13. Ambon dan Maluku
4.      Sumatra selatan                              13a. Kepulauan Barat Daya
4a. Enggano                                         14. Irian
5.      Melayu                                           15. Timor
6.      Bangka Belitung                            16. Bali dan Lombok
7.      Kalimantan                                     17. Jawa Tengah dan Jawa Timur
8.      Minahasa                                        18. Surakarta dan Yogyakarta
8a. Sangir-Talaud                                 19. Jawa Barat
3.      Agama
        Bangsa Indonesia percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya.Agama yang berkembang yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghu Cu. Di samping itu juga berkembang kepercayaan, dimana organisasi kepercayaan di Indonesia diperkirakan ada sekitar 200.
Masyarakat dan Negara diharapkan tetap membina penghayat kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar :
a)      Tidak mengarah kepada pembentukan agama baru.
b)      Mengefektifkan pengambilan langkah yang perlu agar pelaksanaan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa menganut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
c)      Dapat melaksanakan pembanngunan bersama warga masyarakat lainnya.
C.    Faktor Penyebab Timbulnya Kemajemukan Masyarakat Indonesia
Masyarakat Indonesia merupakan contoh masyarakat yang multikultural.Kemajemukan masyarakat Indonesia Nampak dari keanekaragaman kelompok sosial atau suku bangsa beserta kebudayaannya. Hal ini berkembang dalam aspek yang lain, misalnya stratifikasi, kelas sosial, struktur sosial, sistem mempertahankan hidup dan kehidupan.
Keadaan masyarakat multikultural Indonesia sudah barang tentu memiliki latar belakang sendiri. Menurut Nasikun, faktor yang menyebabkan kemajemukan masyarakat Indonesia adalah sebagai berikut :
1.      Keadaan geografis wilayah Indonesia
Kondisi geografis Indonesia yang  berupa kepulauan yang dipisahkan oleh laut dan selat memungkinkan penduduk yang menempati pulau itu tumbuh menjadi kesatuan suku bangsa yang terisolasi dengan yang lain. Setiap suku bangsa mengembangkan pola perilaku, bahasa, dan ikatan kebudayaan lainnya yang berbeda dengan suku bangsa yang lain.
2.      Letak kepulauan Indonesia diantara dua benua dan dua samudra
Letak geografis Indonesia memungkinkan masuknya pengaruh asing dari berbagai bangsa.Bangsa asing tertarik untuk dating, singgah, dan menetap di Indonesia.Mereka berupaya memperkenalkan budayanya terhadap bangsa Indonesia.
3.      Pembangunan
Pembangunan di berbagai sektor memberikan pengaruh bagi keberagaman masyarakat Indonesia.Kemajemukan ekonomi dan industralisasi yang terjadi dalam masyarakat Indonesia menghasilkan kelas sosial yang didasarkan pada aspek ekonomi.
4.      Iklim dan tingkat kesuburan tanah yang berlainan di berbagai daerah di Indonesia
Iklim yang berbeda diberbagai daerah menimbulkan kondisi alam yang berlainan pula kondisi demikian akan membentuk pola perilaku dan sistem mata pencaharian yang berbeda. Pada akhirnya akan tercipta keberagaman antar daerah di Indonesia.



D.    Pengaruh Kemajemukan Masyarakat Indonesia
Pengaruh kemajemukan masyarakat Indonesia berdasarkan suku bangsa, ras dan agama dapat dibagi atas pengaruh positif dan negatif.Pengaruh positifnya adalah terdapat keberagaman budaya yang terjalin serasi dan harmonis, sehingga terwujud integrasi bangsa. Sedangkan pengaruh negatifnya antara lain :
1.      Primordial
Karena ada sikap primordial kebudayaan daerah, agama dan kebiasaan di masa lalu bertahan sampai kini.Sikap primordial yang berlebihan disebut etnosentris. Jika sikap ini mewarnai interaksi di masyarakat maka akan timbul konflik, karena setiap anggota masyarakat akan mengukur keadaan atau situasi berdasarkan nilai dan norma kelompoknya. Sikap ini menghambat terjadinya intregasi social atau intregasi bangsa.Primordialisme harus diimbangi dengan tenggang rasa dan toleransi.
2.      Stereotip Etnik
      Interaksi sosial dalam masyarakat majemuk sering diwarnai dengan stereotip etnik yaitu pandangan umum suatu kelompok etnis terhadap kelompok etnis lain (Horton & Hunt).Cara pandang stereotip diterapkan tanpa pandang bulu terhadap semua anggota kelompok etnis yang distereoptikan, tanpa memperhatikan adanya perbedaan yang bersifat individual.Stereotip etnis disalah tafsirkan dengan menguniversalkan beberapa ciri khusus dari beberapa anggota kelompok etnis kepada ciri khusus seluruh anggota etnis.Dengan adanya beberapa orang dari sukubangsa A yang tidak berpendidikan formal atau berpendidikan formal rendah, orang dari suku lain (B) menganggap semua orang dari sukubangsa A berpendidikan rendah. Orang dari luar suku A menganggap suku bangsanya yang paling baik dengan berpendidikan tinggi. Padahal anggapan itu bisa saja keliru karena tidak semua orang dari sukubangsa di luar sukubangsa A berpendidikan tinggi, banyak orang dari luar sukubangsa A yang berpendidikan rendah.



3.      PotensiKonflik
Ciri utama masyarakat majemuk (plural society) menurut Furnifall (1940) adalah kehidupanmasyarakatnya berkelompok-kelompok yang berdampingan secara fisik, tetapi mereka (secara essensi) terpisahkan oleh perbedaan-perbedaan identitas sosial yang melekat pada diri mereka masing-masing serta tidak tergabungnya mereka dalam satu unit politik tertentu.
Mungkin pendekatan yang relevan untuk melihat persoalan masyarakat majemuk ini adalah bahwa perbedaan kebudayaan atau agama memang potensial untuk mendestabilkan negara-bangsa. Karena memang terdapat perbedaan dalam orientasi dan cara memandang kehidupan ini, sistem nilai yang tidak sama, dan agama yang dianut masing-masing juga berlainan
Furnivall sendiri sudah mensinyalir bahwa konflik pada masyarakat majemuk Indonesia menemukan sifatnya yang sangat tajam, karena di samping berbeda secara horisontal, kelompok-kelompok itu juga berbeda secara vertikal, menunjukkan adanya polarisasi.Artinya bahwa disamping terdiferensiasi secara kelompok etnik agama dan ras juga ada ketimpangan dalam penguasaan dan pemilikan sarana produksi dan kekayaan.Ada ras, etnik, atau penganut agama tertentu yang akses dan kontrolnya pada sumber-sumber daya ekonomi lebih besar, sementara kelompok yang lainnya sangat kurang.

11 komentar:

sablon cup mengatakan...

mantap artikelnya gan. thank's.

www.kiostiket.com

Unknown mengatakan...

terimaksih yaaa, sangat membantu tugas kuliah saya

Unknown mengatakan...

thnks artikelnya gan

Alinggi Nindi Saputri mengatakan...

terima kasih..

Unknown mengatakan...

Alhamdulillah dapat pengetahuan baru. trima kasih artikelnya

Delinin mengatakan...

Kak ,apa aja faktor penyebab ketimpangan yang dilatarbelakangi oleh keragaman masyarakat?

Unknown mengatakan...

Masukkan komentar Anda...sangat bermanfaat...terima kasih

hanin mengatakan...

ada sumbernya gak?

sss mengatakan...

tholol sompelak tol paok yg nulis lol

Unknown mengatakan...

terima kasih..

Unknown mengatakan...

Luar biasa,mantap lor

Posting Komentar