Senin, 10 Juni 2013

kurikulum



Komponen – komponen Kurikulum
Kajian komponen – komponen kurikulum ini meliputi :
Komponen Tujuan
Tujuan kurikulum adalah arah atau sasaran yang hendak dituju oleh proses penyelenggaraan pendidikan. Dalam setiap kegiatan sepatutnya mempunyai tujuan, karena tujuan menuntun kepada apa yang hendak dicapai atau sebagai gambaran tentang hasil akhir dari suatu kegiatan.
Tujuan yang hendak dicapai ada kalanya upaya pencapaiannya memerlukan jangka waktu yang lama atau jangka panjang dan ada kalanya memerlukan jangka waktu yang pendek. Tujuan jangka pendek merupakan bagian terpadu yang pencapaiannya merupakan langkah dalam mencapai tujuan jangka panjang. Jadi, dapat pula dikatakan bahwa keberadaan tujuan jangka panjang adalah tujuan akhir dari suatu kegiatan. Untuk mencapai tujuan akhir itu ditempuh langkah – langkah melalui pencapaian tujuan jangka pendek, yang keberadaannya dapat merupakan perantara yang menghubungkan tujuan – tujuan yang dapat segera dicapai dengan tujuan akhir.
Sekaitan dengan kurikulum sebagai suatu alat pencapaian tujuan pendidikan, tujuan akhir adalah tujuan pendidikan atau tujuan sekolah ia tidak dapat segera di capai dalam jangka waktu pendek, melainkan membutuhkan waktu yang lama. Untuk mencapai tujuan itu perlu melalui langkah – langkah pencapaian tujuan antara, yang aifatnya lebih sempit dan waktu yang dibutuhkannya pun lebih pendek, yaitu tujuan kurikulum, tujuan bidang studi, atau tujuan pelajaran. Meskipun demikian, tujuan antara sering kali membutuhkan langkah pencapaian segera, yakni tujuan yang menggambarkan hasil suatu kegiatan dalam proses pengajaran atau tujuan pengajaran.
Isi Kurikulum
Pengalaman belajar yang diperoleh siswa dari sekolah menjadi isi kurikulum. Siswa melakukan berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh pengalaman belajar tersebut. Pengalaman – pengalaman ini dirancang dan diorganisasikan sedemikian rupa sehingga apa yang diperoleh siswa sesuai dengan tujuan.
Dalam menentukan jenis pengalaman yang menjadi isi kurikulum, adakalanya tujuan digunakan sebagai acuan, adakalanya sebaliknya, isi menjadi acuan sebagai tujuan. Hal ini bergantung pada konsep, rancang – bangun dan acuan filosofi yang digunakan. Bila pengalaman belajar itu lebih diutamakan, maka tujuan mengacu kepadanya. Sebaliknya, bila tujuan yang diutamakan, maka pengalaman belajar mengacu kepada tujuan.
Pada pihak yang memandang kurikulum sebagai rencana belajar, terutama yang berpedoman pada konsep kurikulum akademis, isi kurikulum adalah mata pelajaran – mata pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa. Keberadaan isi kurikulum adalah rumusan tentang bahan – bahan pelajaran yang diambil dari berbagai disiplin ilmu. Pemikiran tentang isi kurikulum diarahkan pada jenis – jenis bahan pelajaran apa yang memungkinkan dapat dipelajari secara lebih baik. Pemikiran tentang isi kurikulum cenderung lebih menekankan pada ide – ide dasar dari berbagai disiplin ilmu. Ide – ide dasar itu disebut dengan “ struktur “ ilmu pengetahuan, yang keberadaannya merupakan hal – hal yang asasi dari berbagai mata pelajaran. Yang termasuk kedalam struktur adalah konsep dasar, dalil, hukum atau teori. Hal yang asasi ini lebih besar nilainyadari fakta, karena fakta bersifat lepas – lepas, sehingga mudah terlupakan. Adapun struktur memuat prinsif – prinsif yang bersifat umum. Bila hal ini betul – betul dikuasai, akan sulit terlupakan dan dapat dialihkan pada situasi baru atau dapat diterapkan pada situasi yang relevan. Kegagalan yang sering terjadi dalam pendidikan yang menggunakan kurikulum akademis, diantaranya disebabkan oleh isinya yang memuat berbagai fakta yang terkait dengan suatu bidang atau suatu mata pelajaran.
Organisasi dan Metode
Organisasi kurikulum menunjukkan pada pengertian tentang bagaimana isi kurikulum yang berupa pengalaman belajar itu disusun dan diberikan kepada siswa. Bentuk organisasi itu sendiri ditentukan oleh bentuk atau jenis kurikulum yang disusun. Oleh karena itu, peranan bahan  atau isi kurikulum tidak begitu menonjol, karena yang paling penting adalah proses belajar yang dapat memberikan pengalaman sesuai dengan kebutuhan setiap siswa, baik fisik maupun psikis sesuai, dengan dengan bakat dan minat masing – masing. Pada kurikulum yang berpusat pada pelajaran, isi kurikulum diorganisasikan dalam bentuk mata pelajaran – mata pelajaran. Proses pendidikan banyak mengarahkan siswa mempelajari mata pelajaran – mata pelajaran itu.
Meskipun perkembangan ilmu pengetahuan pada dekade terakhir ini sudah mencapai taraf tinggi, namun bila diamati secara cermat, terutama dari sudut pandangan para ahli dalam disiplin ilmu terkait, pada setiap disiplin ilmu pengetahuan ada ide – ide pokoknya. Ide – ide pokok ini biasanya tidak terlalu cepat berkembang. Yang berkembang dengan pesat adalah fakta hasil berbagai penelitian, sebagai penerapan atau pengembangan ade – ide pokok tersebut.  Bruner ( 1960 ), menamakan ide – ide pokok tersebut dengan “ struktur ilmu pengetahuan “. Menurut Bruner, struktur inilah yang penting dipelajari oleh siswa, karena alasan – alasan sebagai berikut :
1.      Memahami ide pokok membuat seseorang mempunyai pemahaman yang luas tentang suatu bidang.
2.      Ide pokok dapat lebih mudah diingat untuk jangka waktu yang lama.
3.      Dengan memahami ide pokok, seseorang akan dapat mentransfer atau mengalihkan pada situasi baru.
4.      Dengan menguji kembali berbagai ide pokok dalam belajar, dapat mempersempit jurang pemisah antara pengetahuan dasar dan pengetahuan yang luas.
Hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam pembuatan rancang bangun kurikulum, terutama yang berkaitan dengan unsur organisasi dan metode adalah tentang bagaimana proses pendidikan itu sepatutnya berlangsung. Hal ini tentu harus mengacu kepada tujuan apa yang hendak dicapai serta sifat dari isi kurikulum itu sendiri. Dengan demikian kita tidak jatuh pada tempat yang salah dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum.
Evaluasi Kurikulum
Komponen evaluasi sangat penting artinya bagi pelaksanaan kurikulum. Hasil evaluasi dapat memberi petunjuk kepada apakah sasaran yang ingin dituju dapat tercapai atau tidak. Disamping itu, evaluasi juga berguna untuk menilai apakah proses kurikulum berjalan secara optimal atau tidak.
Evaluasi kurikulum sepatutnya dilakukan secara terus menerus. Untuk itu perlu terlebih dahulu ditetapkan secara jelas apa yang akan dievaluasi, dengan menggunakan acuan dan tolak ukur yang jelas pula. Sehubungan dengan rancang bangun kurikulum ini, evaluasi dilakukan untuk mencapai dua sasaran utama, yaitu :
1.      Evaluasi terhadap hasil atau produk kurikulum.
2.      Evaluasi terhadap proses kurikulum.
Evaluasi hasil bertujuan menilai sejauhmana keberhasilan kurikulum dalam mengantarkan siswa mencapai tujuan. Dengan kata lain, evaluasi ini bertujuan menilai keberhasilan pencapaian tujuan. Evaluasi proses menilai apakah proses pelaksanaan kurikulum berjalan secara optimal, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan. Kedua macam evaluasi ini sangat penting dilakukan sebagai dasar melakukan peninjauan kembali terhadap kurikulum maupun pelaksanaannya, sehingga dapat dijadikan dasar peninjauan kembali untuk mempertinggi keefektifannya.
Untuk dapat melakukan evaluasi kurikulum secara lebih baik, harus di pegang prinsif – prinsif dalam melakukan evaluasi. Prinsif – prinsif itu adalah sebagai berikut :
1.      Evaluasi mengacu kepada tujuan.
2.      Evaluasi dilakukan secara menyeluruh.
3.      Evaluasi harus obyektif.

0 komentar:

Posting Komentar