Komponen
– komponen Kurikulum
Kajian
komponen – komponen kurikulum ini meliputi :
Komponen
Tujuan
Tujuan
kurikulum adalah arah atau sasaran yang hendak dituju oleh proses
penyelenggaraan pendidikan. Dalam setiap kegiatan sepatutnya mempunyai tujuan, karena
tujuan menuntun kepada apa yang hendak dicapai atau sebagai gambaran tentang
hasil akhir dari suatu kegiatan.
Tujuan
yang hendak dicapai ada kalanya upaya pencapaiannya memerlukan jangka waktu
yang lama atau jangka panjang dan ada kalanya memerlukan jangka waktu yang
pendek. Tujuan jangka pendek merupakan bagian terpadu yang pencapaiannya
merupakan langkah dalam mencapai tujuan jangka panjang. Jadi, dapat pula
dikatakan bahwa keberadaan tujuan jangka panjang adalah tujuan akhir dari suatu
kegiatan. Untuk mencapai tujuan akhir itu ditempuh langkah – langkah melalui
pencapaian tujuan jangka pendek, yang keberadaannya dapat merupakan perantara
yang menghubungkan tujuan – tujuan yang dapat segera dicapai dengan tujuan
akhir.
Sekaitan
dengan kurikulum sebagai suatu alat pencapaian tujuan pendidikan, tujuan akhir
adalah tujuan pendidikan atau tujuan sekolah ia tidak dapat segera di capai
dalam jangka waktu pendek, melainkan membutuhkan waktu yang lama. Untuk
mencapai tujuan itu perlu melalui langkah – langkah pencapaian tujuan antara,
yang aifatnya lebih sempit dan waktu yang dibutuhkannya pun lebih pendek, yaitu
tujuan kurikulum, tujuan bidang studi, atau tujuan pelajaran. Meskipun
demikian, tujuan antara sering kali membutuhkan langkah pencapaian segera, yakni
tujuan yang menggambarkan hasil suatu kegiatan dalam proses pengajaran atau
tujuan pengajaran.
Isi
Kurikulum
Pengalaman
belajar yang diperoleh siswa dari sekolah menjadi isi kurikulum. Siswa
melakukan berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh pengalaman belajar
tersebut. Pengalaman – pengalaman ini dirancang dan diorganisasikan sedemikian
rupa sehingga apa yang diperoleh siswa sesuai dengan tujuan.
Dalam
menentukan jenis pengalaman yang menjadi isi kurikulum, adakalanya tujuan
digunakan sebagai acuan, adakalanya sebaliknya, isi menjadi acuan sebagai
tujuan. Hal ini bergantung pada konsep, rancang – bangun dan acuan filosofi
yang digunakan. Bila pengalaman belajar itu lebih diutamakan, maka tujuan
mengacu kepadanya. Sebaliknya, bila tujuan yang diutamakan, maka pengalaman
belajar mengacu kepada tujuan.
Pada
pihak yang memandang kurikulum sebagai rencana belajar, terutama yang
berpedoman pada konsep kurikulum akademis, isi kurikulum
adalah mata pelajaran – mata pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa. Keberadaan
isi kurikulum adalah rumusan tentang bahan – bahan pelajaran yang diambil dari
berbagai disiplin ilmu. Pemikiran tentang isi kurikulum diarahkan pada jenis –
jenis bahan pelajaran apa yang memungkinkan dapat dipelajari secara lebih baik.
Pemikiran tentang isi kurikulum cenderung lebih menekankan pada ide – ide dasar
dari berbagai disiplin ilmu. Ide – ide dasar itu disebut dengan “ struktur “
ilmu pengetahuan, yang keberadaannya merupakan hal – hal yang asasi dari
berbagai mata pelajaran. Yang termasuk kedalam struktur adalah konsep dasar,
dalil, hukum atau teori. Hal yang asasi ini lebih besar nilainyadari fakta,
karena fakta bersifat lepas – lepas, sehingga mudah terlupakan. Adapun struktur
memuat prinsif – prinsif yang bersifat umum. Bila hal ini betul – betul
dikuasai, akan sulit terlupakan dan dapat dialihkan pada situasi baru atau
dapat diterapkan pada situasi yang relevan. Kegagalan yang sering terjadi dalam
pendidikan yang menggunakan kurikulum akademis, diantaranya disebabkan oleh
isinya yang memuat berbagai fakta yang terkait dengan suatu bidang atau suatu
mata pelajaran.
Organisasi
dan Metode
Organisasi
kurikulum menunjukkan pada pengertian tentang bagaimana isi kurikulum yang
berupa pengalaman belajar itu disusun dan diberikan kepada siswa. Bentuk
organisasi itu sendiri ditentukan oleh bentuk atau jenis kurikulum yang
disusun. Oleh karena itu, peranan bahan
atau isi kurikulum tidak begitu menonjol, karena yang paling penting
adalah proses belajar yang dapat memberikan pengalaman sesuai dengan kebutuhan
setiap siswa, baik fisik maupun psikis sesuai, dengan dengan bakat dan minat
masing – masing. Pada kurikulum yang berpusat pada pelajaran, isi kurikulum
diorganisasikan dalam bentuk mata pelajaran – mata pelajaran. Proses pendidikan
banyak mengarahkan siswa mempelajari mata pelajaran – mata pelajaran itu.
Meskipun
perkembangan ilmu pengetahuan pada dekade terakhir ini sudah mencapai taraf
tinggi, namun bila diamati secara cermat, terutama dari sudut pandangan para
ahli dalam disiplin ilmu terkait, pada setiap disiplin ilmu pengetahuan ada ide
– ide pokoknya. Ide – ide pokok ini biasanya tidak terlalu cepat berkembang.
Yang berkembang dengan pesat adalah fakta hasil berbagai penelitian, sebagai
penerapan atau pengembangan ade – ide pokok tersebut. Bruner ( 1960 ), menamakan ide – ide pokok
tersebut dengan “ struktur ilmu pengetahuan “. Menurut Bruner, struktur inilah
yang penting dipelajari oleh siswa, karena alasan – alasan sebagai berikut :
1. Memahami
ide pokok membuat seseorang mempunyai pemahaman yang luas tentang suatu bidang.
2. Ide
pokok dapat lebih mudah diingat untuk jangka waktu yang lama.
3. Dengan
memahami ide pokok, seseorang akan dapat mentransfer atau mengalihkan pada
situasi baru.
4. Dengan
menguji kembali berbagai ide pokok dalam belajar, dapat mempersempit jurang
pemisah antara pengetahuan dasar dan pengetahuan yang luas.
Hal
yang sangat penting untuk diperhatikan dalam pembuatan rancang bangun
kurikulum, terutama yang berkaitan dengan unsur organisasi dan metode adalah
tentang bagaimana proses pendidikan itu sepatutnya berlangsung. Hal ini tentu
harus mengacu kepada tujuan apa yang hendak dicapai serta sifat dari isi
kurikulum itu sendiri. Dengan demikian kita tidak jatuh pada tempat yang salah
dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum.
Evaluasi
Kurikulum
Komponen
evaluasi sangat penting artinya bagi pelaksanaan kurikulum. Hasil evaluasi
dapat memberi petunjuk kepada apakah sasaran yang ingin dituju dapat tercapai
atau tidak. Disamping itu, evaluasi juga berguna untuk menilai apakah proses
kurikulum berjalan secara optimal atau tidak.
Evaluasi
kurikulum sepatutnya dilakukan secara terus menerus. Untuk itu perlu terlebih
dahulu ditetapkan secara jelas apa yang akan dievaluasi, dengan menggunakan
acuan dan tolak ukur yang jelas pula. Sehubungan dengan rancang bangun
kurikulum ini, evaluasi dilakukan untuk mencapai dua sasaran utama, yaitu :
1. Evaluasi
terhadap hasil atau produk kurikulum.
2. Evaluasi
terhadap proses kurikulum.
Evaluasi
hasil bertujuan menilai sejauhmana keberhasilan kurikulum dalam mengantarkan
siswa mencapai tujuan. Dengan kata lain, evaluasi ini bertujuan menilai
keberhasilan pencapaian tujuan. Evaluasi proses menilai apakah proses
pelaksanaan kurikulum berjalan secara optimal, sehingga memungkinkan
tercapainya tujuan. Kedua macam evaluasi ini sangat penting dilakukan sebagai
dasar melakukan peninjauan kembali terhadap kurikulum maupun pelaksanaannya,
sehingga dapat dijadikan dasar peninjauan kembali untuk mempertinggi
keefektifannya.
Untuk
dapat melakukan evaluasi kurikulum secara lebih baik, harus di pegang prinsif –
prinsif dalam melakukan evaluasi. Prinsif – prinsif itu adalah sebagai berikut
:
1. Evaluasi
mengacu kepada tujuan.
2. Evaluasi
dilakukan secara menyeluruh.
3. Evaluasi
harus obyektif.
0 komentar:
Posting Komentar